Sebelumnya perkenalkan saya Kaena Athalia Pradiko dari Fakultas Hukum Unpar. Pada tanggal 22 Oktober 2022 kemarin, saya mengikuti geladi hominisisasi dari pukul 8 pagi hingga 1 siang. Beberapa hari sebelum geladi, saya telah mengerjakan tugas pra geladi yaitu mendengarkan lagu indonesia raya tiga stanza dan saya memilik syair “Suburlah tanahnya, Suburlah jiwanya, Bangsanya, Rakyatnya, semuanya, Sadarlah hatinya, Sadarlah budinya, Untuk Indonesia Raya”.
Menurut saya seluruh generasi muda ini perlu sadar akan pentingnya mencintai bangsa Indonesia ini. Mencintai dari segala aspek serta mendukung indonesia. Karena dari yang saya lihat, banyak anak muda generasi penerus bangsa ini sudah mulai tidak memperhatikan keutuhan bangsanya oleh karena itu perlunya kesadaran masing masing untuk membangun rasa cinta tanah air tersebut.
Kemudian kami para peserta geladi juga diberi tugas menonton video dari beberapa video yang diberikan. Saya sendiri memilih film dokumenter yang berjudul "Film Dokumenter Kue Tradisional: Sebungkus kisah tradisi yang kian terlupa" dan menjawab berbagai pertanyaan yang diberikan.
Film ini berkisah tentang makanan tradisional Indonesia yang mulai terlupakan oleh masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda. Yang menarik adalah bagaimana film dokumenter ini menjelaskan bagaimana kue tradisional mulai dilupakan di masa sekarang ini karena tergantinya dengan kue kue modern, maka cara cara yang bisa dilakukan untuk mempertahankan kue tradisional tersebut antara lain dimulai dari lingkungan keluarga dulu kemudian mulai memperkenalkan ke anak anak muda, karena kalau anak anak muda sudah mulai menyukai kue kue tradisional maka otomatis kesukaan tersebut akan berkelanjutan, itu yang akan bisa mempertahankan kue kue tradisional di anak muda.
Karena disini saya memilih film dokumenter terkait kue tradisional yang kian terlupakan maka saya akan mengatakan bahwa tantangan atau keprihatinan saya terkait ketahanan pangan di indonesia ini adalah mulai terlupakannya kue kue tradisional. Saya sendiri mengetahui bahwa kue tradisional jarang diminati oleh anak anak muda termasuk di lingkungan saya.
Menurut saya mengapa kue kue modern lebih di bring up di anak muda karena kue kue modern itu memiliki promosi yang menarik sehingga anak muda juga tertarik. lain hal dengan kue tradisional, saya jarang melihat ada pengusaha kue tradisional yang memanfaatkan sosial media sebagai media promosi.
Selain itu juga, kue tradisional cukup sulit ditemukan, berbeda dengan kue modern yang mudah ditemukan di pusat pembelanjaan seperti mall. Kue tradisional kebanyakan ditemukan di pasar atau pinggir jalan. Maka dari tiu menurut saya, pengusaha pengusaha lokal kue tradisional perlu memperhatikan segala aspek dalam mempromosikan kue kue tradisional agar bisa menarik perhatian anak anak muda.
Pada saat hari pelaksanaan geladi, saya masuk dalam kelompok 14. Pada waktu itu anggota yang hadir ada sekitar 5 orang. Kami dimasukkan ke dalam breakout room untuk berdiskusi mengenai topik yang akan dipresentasikan nantinya. Kelompok saya mendapatkan topik “Hari Sumpah Pemuda”. Syarat presentasi di geladi ini adalah analisis SWOT. Awalnya kelompok saya berdiskusi akan mempresentasikan topik ini dengan cara berpodcast dan diberi bumbu drama diawal pembukaan. Waktu yang diberikan untuk presentasi adalah maksimal 4 menit.
Kelompok kami terpilih untuk menjadi finalis dalam presentasi di room utama, dan pada akhirnya kelompok 14 terpilih sebagai juara kedua dalam presentasi mengenai topik Hari Sumpah Pemuda. Setelah presentasi ada juga kuis kuis mengenai kebudayaan di Indonesia.
Dari geladi hominisasi ini saya jadi sadar bahwa ketahanan pangan serta budaya Indonesia mulai terancam. Saya jadi terdorong dan termotivasi untuk mencari lebih dalam kebudayaan yang ada di Indonesia dan juga makanan makanan tradisional di Indonesia. Kemudian, saya juga menjadi tahu bahwa persebaran pangan secara global belum merata, seperti masih banyak orang di dunia yang tidak mampu membeli makanan sehat.
Setelah mengikuti geladi ini, menurut saya kemampuan menggunakan logika dan bahasa sebagai warga negara sangat diperlukan karena kedua hal tersebut akan selalu berhubungan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai warga negara, tentu kita tahu bahwa kita memiliki kebebasan untuk mengemukakan pendapat di muka umum.
Hal tersebut tentu memerlukan kemampuan berbahasa yang baik agar mudah diterima oleh orang-orang yang mendengarkan. Selain berbahasa, logika juga sangat diperlukan, karena jika berbahasa namun tidak menggunakan logika dengan baik, bisa saja perkataan yang kita kemukakan tersebut menyinggung perasaan orang lain sehingga terjadi perpecahan antar sesama warga negara Indonesia
Geladi hominisasi ini juga memberikan manfaat yang bisa saya terapkan di perkuliahan. Yang pertama adalah bagaiman berkomunikasi yang baik dengan orang. Bagaimana perlunya kemampuan berbahasa yang baik agar mudah diterima oleh orang orang yang mendengarkan. Selain itu bagaimana membawakan presentasi yang baik, berkomunikasi dengan teman sekelompok yang baik juga.
Saya jadi lebih percaya diri dalam presentasi karena di geladi hominisasi ini juga diajarkan bagaimana membawa presentasi menjadi lebih menyenangkan dan menarik perhatian audience. Saya juga belajar teknik berbicara di depan banyak orang yang dapat saya terapkan selama berkuliah ketika sedang melakukan presentasi atau sedang memberikan pendapat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H