Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Eksistensi "Sambal Banjar" Sarat Rempah di Antara Serbuan Bumbu Instan Pabrikan

5 Desember 2024   13:15 Diperbarui: 5 Desember 2024   16:16 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sambal Masak di Sebuah Toko Sambal di Warung Pencerekenan | @kaekaha

Pabrik Sekaligus Outlet
Pabrik Sekaligus Outlet "Sambal Banjar" di Seputaran Pasar Gambut, Kabupaten Banjar | @kaekaha

Menempati rumah berbahan kayu Ulin atau kayu besi dua lantai yang bagian depan lantai satunya disulap menjadi "pabrik" alias ruang khusus untuk proses pemasakan berbagai sambal, konon karena sekarang kapasitas produksinya sudah jauh menurun bila dibandingkan dengan jaman keemasannya di era 80-90an, pabrik sambal rumahan ini juga tidak lagi berproduksi setiap hari.

Diturunkannya kapasitas produksi sambal Banjar, secara umum disebabkan karena fluktuasi "tarikan" pasar terhadap beragam sambal masak yang cenderung terus mengendur.

Baca Juga Yuk! Sarapan "Katupat Batumis" di Batang Banyu, Menikmati Peradaban Sungai khas Urang Banjar

Permintaan pasar yang tren-nya terus menurun ini tentu harus disikapi dengan berbagai strategi, agar usaha rumahan sambal Banjar yang secara tidak langsung ikut berperan dalam melestarikan beragam kuliner tradisional Banjar ini tetap bisa hidup dan menghidupi.

Selain dengan mengurangi kapasitas produksi, beberapa produsen dan penjual sambal Banjar ada yang memperbanyak varian ukuran kemasan (gramatir), bahkan ada juga yang menjual bakaut atau menjual secara curai sesuai dengan kebutuhan pembeli, bahkan ada juga yang terpaksa mengeliminasi jenis sambal-sambal tertentu yang terkena "seleksi alam" alias sepi peminat. 

Serbuan bumbu-bumbu instan dengan merek dan varian masakan nasional maupun internasional yang semakin beragam plus harga yang relatif murah, produksi pabrikan raksasa jaringan nasional maupun internasional, memang tidak bersaing head to head dengan sambal Banjar di pasar, karena keduanya memang menyediakan dua produk dengan segmen yang berbeda. 

Bumbu Kering (Instan) Masakan Banjar di Pasar | @kaekaha
Bumbu Kering (Instan) Masakan Banjar di Pasar | @kaekaha

Tapi, karena mereka berada di pasar yang sama, mau tidak mau mereka pasti saling kanibal atau saling memakan loyalitas pelanggan atau pengguna, sampai market share-nya seiring berjalannya waktu. 

Baca Juga Yuk! Berlebaran bersama "Talang Asam Manis" di Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

Hal ini terjadi karena kehadiran bumbu-bumbu instan ini, disadari atau tidak telah merubah pola selera dan juga perilaku rumah tangga dalam urusan kuliner dan masak-memasak! Hingga secara tidak langsung akan memberi pengaruh terhadap tarikan sambal masak khas Banjar di pasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun