Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Si Angger" dan Khayalan Tingkat Tingginya dalam Romansa Berkereta Api

23 Oktober 2024   22:32 Diperbarui: 25 Oktober 2024   13:35 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Si Angger" dan Khayalan Tingkat Tingginya dalam Romansa Berkereta Api | @kaekaha

Angger, Si Anak Gerbong

Di dalam tradisi tutur masyarakat Jawa di lingkungan kampung halaman kami, di seputaran ujung barat Jawa Timur, kosa kata angger, yang pengucapan suku kata ger di bagian belakangnya sama seperti cara kita mengucapkan suku kata ger pada kata burger, mempunyai dua makna berbeda, yaitu setiap dan atau asal (-asalan).  

Memang ada satu lagi kata angger yang kami kenal dengan penulisan yang sama, tapi cara membaca suku kata ger di belakang berbeda, tidak lagi sama seperti saat mengucap ger pada kata burger, tapi ger-nya sama atau identik dengan ber pada saat kita mengucap ember yang artinya adalah anak laki-laki atau panggilan sayang untuk anak laki-laki.

Tapi maaf, kata angger yang saya maksudkan dalam judul di atas  tidak ada hubungannya secara langsung dengan ketiga makna leksikal dari kata angger yang sebenarnya di atas. Saya sebut hubungannya tidak langsung, karena dalam tematik ini keduanya hanya dihubungkan oleh subyek yang sama, yaitu anak-anak yang biasanya suka angger alias suka asal! He...he...he... betul?  

Angger yang saya maksudkan di sini adalah identitas komunal kami, saya dan teman-teman masa kecil saya yang lahir dan besar (kebetulan) di lingkungan kereta api atau tepatnya stasiun kereta api yang bagi sebagian orang mungkin dianggap tidak layak untuk tempat tinggal, sekaligus sebagai ruang tumbuh kembang bagi kami, anak-anak 80-90an saat itu.

Baca Juga Yuk! Kronik Nostalgia Anak-anak Kereta: Kereta Api dan Ragam Budaya yang Dibentuknya

Tapi maaf, anggapan itu sepertinya tidak sepenuhnya berlaku bagi kami! Angger yang terbentuk sebagai akronim dari frasa anak gerbong, identitas kami anak-anak yang sehari-harinya memang lebih sering berinteraksi dengan dunia perkeretaapian, termasuk menjadikan beragam gerbong kereta api sebagai tempat bermain dan bereksplorasi, tidak hanya meninggalkan sebuah romansa yang begitu indah untuk dikenangkan.

Tapi juga memicu keingintahuan kami pada banyak hal, terutama pada dunia jalan-jalan dan teknologi transportasi kereta api yang pada gilirannya juga merangsang "khayalan-khayalan tingkat tinggi" kami kepada segala atribut kereta api yang biasa kami sebut sebagai sepur itu.

Stasiun Barat Sebelum di Bangun Ulang. Tampak Latar Belakang Rumah-rumah Penduduk Kampung | @kaekaha
Stasiun Barat Sebelum di Bangun Ulang. Tampak Latar Belakang Rumah-rumah Penduduk Kampung | @kaekaha

Romansa di Stasiun Barat 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun