Kalau anda pernah naik kereta api, khususnya yang melewati jalur Solo-Madiun atau Solo-Surabaya, dari arah barat atau dari arah Solo, di antara perjalanan Stasiun Geneng di Kabupaten Ngawi dan Stasiun besar Kota Madiun, cobalah tengok ke sebelah kanan! Di situlah anda akan menemukan Stasiun Barat.Â
Stasiun kecil kelas 3 yang sekarang lebih dikenal sebagai Stasiun Magetan yang ternyata punya peran sejarah lumayan besar dan signifikan dalam perang Pasifik/Perang Asia Timur Raya (Greater East Asia War) tahun 1937-1945 yang berakhir dengan luluh lantaknya bumi Hiroshima dan Nagasaki ini, terletak persis di tengah kampung tempat saya lahir dan dibesarkan. Lingkungan inilah yang membentuk akronim angger alias si anak gerbong, identitas kami saat itu.Â
Baca Juga Yuk! Stasiun Barat dan Sejarah Keterlibatannya dalam Perang Asia Pasifik
Sebelum Stasiun Barat dibangun ulang pada tahun 2015 dan berganti nama menjadi Stasiun Magetan, apalagi di era kanak-kanak kami di era 80-90an, komplek Stasiun Barat masih sangat terbuka dan bisa diakses siapa saja, juga kapan saja. Dari situlah, kami anak-anak akhirnya juga terbiasa bermain-main di lingkungan stasiun.
Dari interaksi kami dengan lingkungan Stasiun Mbarat, cara kami menyebut Stasiun Barat ini, bisingnya lalulintas kereta api tidak lagi menjadi gangguan berarti bagi kami, tapi justru selayaknya alarm alami yang setiap waktu mengingatkan kami pada pentingnya mengatur waktu, termasuk pertanggung jawabannya.Â
Baca Juga Yuk ! Legenda Hantu Lampu dan Kisah "Pak Juril", Hulu Keselamatan Perjalanan Kereta Api
Tidak hanya itu, uniknya kami juga terbiasa hapal dengan gapeka alias grafik perjalanan kereta yang menjadikan kami hapal tidak hanya nama kereta yang lewat saja, tapi juga asal dan tujuan akhir kereta, bahkan kebiasaan langsir atau antrian lewat jalur kereta di Stasiuan Barat, berikut waktu tunggunya. keren kan!
Adoh-adohan Numpak Sepur
Dari sinilah, kami jadi mengetahui estimasi perjalanan naik kereta api secara presisi, hingga kami para angger saat itu menjadi berani jalan-jalan ikut kereta api sampai ke stasiun-stasiun yang relatif lumayan jauh bagi anak-anak SD, seperti ke Kota Madiun, Kertosono dan Nganjuk, juga Geneng dan Walikukun yang masuk di kabupaten tetangga, Ngawi.