Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Likupang di Minahasa Utara di Sulawesi Utara langsung menjadi perhatian penikmat jalan-jalan, sejak "Si Bayi Ajaib" diperkenalkan sebagai salah satu dari lima destinasi super prioritas (DSP) pariwisata bersama-sama dengan Candi Borobudur, Danau Toba, Mandalika dan Labuan Bajo pada 2017 silam.
Lingkaran kawasan DSP Likupang yang berjuluk the hidden paradise alias surga yang tersembunyi ini, Â menawarkan konsep pariwisata terpadu yang mengedepankan harmoni alam dan budaya tradisional khas masyarakat Kawanua.
Di antara sekian banyak destinasi alam yang sedang diperkenalkan ada satu yang mempunyai kekhasan spesifik yang sangat unik, karena hanya ada satu-satunya di dunia. Apa itu?
Desa Kinunang dan Desa Pullisan merupakan dua desa bertetangga yang masuk dalam zona inti DSP Likupang.Â
Di dua desa wisata ini, pemerintah membangun banyak sekali homestay unik berbentuk rumah adat khas Minahasa dengan ciri khasnya yang berbahan material kayu sebagai penunjang aktifitas pariwisata di seputaran DSP Likupang.
Uniknya, homestay yang dibangun di dua desa ini sebagian besar tidak dibangun baru secara utuh di lokasi yang juga baru, tapi justru dibangun di lantai 2 rumah-rumah warga. Naaah bisa membayangkan bagaimana bentuk uniknya?
Pilihan ini sudah pasti bukan tanpa sebab, selain mengikuti tradisi rumah adat Minahasa yang berkonstruksi panggung dengan tangga dua kelok di bagian depan rumah untuk naik-turun, konsep menyatu dengan pemilik rumah jelas untuk lebih mendekatkan tamu dengan tradisi budaya sehari-hari masyarakat setempat.
Jadi, kalau stay menginap atau sekadar berjalan-jalan di kampung ini, kita serasa berada di kawasan konservasi rumah adat Minahasa yang suasananya adem ayem dengan segala keunikan tradisi dan budaya masyarakat pesisir khas Sulawesi Utara. Asli kerennya!