Sebagai negeri tropis yang dilewati garis khatulistiwa, sepanjang tahun kita mendapatkan pencahayaan matahari secara penuh, hingga suhu rata-rata di angka 26,7 C yang cenderung panas, mendorong kreatifitas masyarakat untuk terus berkreasi, menciptakan beragam asupan penyejuk, penetralisir panas.
Salah satu dari asupan penyegar penetralisir panas yang populer di sekitar kita, ya beragam olahan es yang sekarang ada di sekitar kita.
Uniknya, olahan es sebagai bagian dari jajanan tradisional masyarakat nusantara yang mempunyai keragaman budaya, banyak diantaranya telah berkelindan dengan kearifan lokal dimana olahan es itu lahir dan tumbuh, hingga akhirnya dikenal menjadi trademark dari daerah tersebut.
Tentu tidak asing bagi kita mendengar nama Es Goyobod dari tatar Pasundan, Jawa Barat, Es Pallubasa dan Es Pallubutung dari Sulawesi Selatan, Es Brenebon dari Sulawesi Utara, juga Es Selendang Mayang dari Betawi atau seputaran Jakarta sekarang.
Selain itu di Jawa Timur, juga bisa kita temukan Es Sinom dan Es Godir yang ikonik di sekitaran Gerbangkertosusila, juga Es Dawet Jabung, Ponorogo yang sudah kesohor dan banyak lagi lainnya! Semuanya, secara spesifik berbalut cantik dengan kearifan lokalnya masing-masing. Keren kan!?
Tapi es tradisional khas Nusantara tidak hanya itu saja! Masih banyak lagi lainnya yang tersebar dan populer di seluruh penjuru negeri.
Salah satunya yang unik dan menarik adalah jenis es yang konon katanya diadopsi dari es krim ala Belanda yang berbahan utama susu, hingga jenis es ini akhirnya benar-benar dibuat dengan menyesuaikan bahan dan juga selera lokal khas nusantara, hingga kelak juga dikenal sebagai es krim tradisional. Ada yang tahu namanya!?