"Itu masih biasa! Tadi yang datang hanya beberapa babi yunior yang baru belajar saja". Kata Bang Dzul santai sambil menikmati tingwe si-Tambeng dalam-dalam.
"Serius Bang, sebanyak itu baru yuniornya saja!? Dari mana abang tahu!?" Tanyaku penasaran.
"Suara mereka! Kalau Babi senior yang sudah pengalaman, mereka lebih tenang dan tidak terlalu ribut, tapi tiba-tiba habis saja jagung sekebun!" Kata Bang Dzul sambil nyengir memperlihatkan giginya, masih sambil menikmati tingwe si-Tambeng dalam-dalam.
"Baru tahu, ternyata babipun juga perlu belajar, bahkan perlu juga praktek lapangan untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya", Bang Taufik menggumam sendiri sambil geleng-geleng kepala dan senyum-senyum sendiri pula, tanda keheranan dan ketakjubannya pada pengalaman pertamanya di serang babi yang baru belajar mencari kehidupan!
"Oiya, aku baru ingat! Jangan-jangan, kawanan beberapa babi muda yang malam-malam sering nampak dan terdengar riuh di pinggir sungai, samping posko kami juga dalam tahapan belajar!? Luar biasa babi-babi ini, rajin juga mereka belajar ...he...he...he...".
###
Mengenang  Abang, Mas, Cece dan Kakak-kakak Kelompok KKN "Bhinneka Tunggal Ika" Desa Kabuaran, Bondowoso di Medio 90-an.Â
Semoga Bermanfaat!
Salam matan Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H