Saat itu, saya sebenarnya sudah bersiap untuk segala kemungkinan!
Saya sudah mengenggam Mandau asli dari Kalimantan warisan mertua saya yang siap untuk saya "bidikkan" kapan saja, termasuk waktu si maling mengintip di tempat yang sama saat saya juga mengintipnya, yaitu di jendela belakang.
Saat sama-sama mengintip itu, jarak muka kami hanya sekitar 5 cm dan hanya terhalang kaca jendela kaca polos dan relatif tipis. Saya bisa melihat wajah berikut ekspresi si maling dengan jelas, tapi tidak dengan dia, dia hanya melihat kegelapan dari balik jendela.
Beruntungnya, saya tidak tega melakukan itu! Saya hanya menggebrak pintu sekeras-kerasnya hingga membuatnya terkejut sampai terjengkang, hingga akhirnya kabur dengan lari tunggang langgang.
Paginya, saya koordinasi dengan warga, Pak RT dan juga Kepala Satpam yang warga asli kampung untuk langsung menuju bedeng atau mess tukang dan sayangnya kami terlambat!
Menurut teman-temannya, si oknum tukang yang ternyata pemegang proyek khusus pemasangan pintu berikut kuncinya ini, bersama temannya subuh tadi pamit pulang, katanya ada musibah di kampung.
Dari hasil pertemuan dan mediasi dengan pihak pengembang, akhirnya terungkap beberapa fakta mengejutkan!
Untuk pengerjaan beberapa elemen rumah, pengembang memang menyerahkannya kepada pemborong yang berbeda-beda, termasuk pengerjaan semua panel pintu dan jendela. Cerobohnya, pengembang tidak menyadari potensi kriminal dari aktifitas ini. Terbukti, pihak pengembang benar-benar kecolongan!
Celakanya, baik pihak pengembang dan juga bosnya pemborong, mengaku sama sekali tidak mempunyai data personil dari para pemborong kerja yang mengerjakan beberapa pekerjaan di komplek kami. Waduh!
Ini yang paling unik sekaligus ngeselin! Ada fakta baru yang krusial sekaligus sangat mencengangkan yang akhirnya terungkap saat kami ke lapangan!
Berbekal anak kunci dari rumah saya, ternyata saya juga bisa membuka beberapa rumah tetangga, baik yang masih kosong maupun yang sudah berpenghuni tanpa harus merusak kunci dan pintunya. Whalaaaah!