Beliau Pak Joko, asli Purwantoro, Wonogiri dan sudah sejak muda merantau ke Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas hingga akhirnya pensiun dari perusahaan "pabrik listrik" milik negara beberapa tahan lalu.
Salah satu bahasan menarik kami adalah tentang lagu Bengawan Solo yang menurut beliau ada yang keliru dalam liriknya. Hah keliru!?
Ya, menurut beliau lirik yang keliru itu adalah sebaris lirik yang berbunyi "mata airmu dari Solo"! Karena menurut beliau tidak mungkin Kota Solo mempunyai sumber mata air yang bisa menghasilkan air sebanyak debit airnya Sungai Bengawan Solo.
"Memang namanya Sungai Bengawan Solo, tapi kan ya ndak berarti sumber airnya dari Solo", tambah beliau sambil tersenyum memperlihatkan sebagian giginya yang hanya tersisa beberapa.
"Atau mungkin saja, Mbah Gesang menulis liriknya lebih mempertimbangkan nilai puitisnya daripada fakta geografisnya pak!", kata saya.
"Ya mungkin saja sih! Tapi sampean tahu Ndak dari mana sumber mata air Bengawan Solo yang sebenarnya!?"Â Tanya si bapak kepada saya.
Melihat saya seperti kebingungan, si bapak langsung menjawab pertanyaannya sendiri.
"Setahu saya air yang mengalir di sungai Bengawan Solo yang muaranya ada di Ujung Pangkah Gresik, Jawa Timur itu berasal dari waduk gajah Mungkur yang letaknya hampir 100 kilo di Selatan kota Solo".
"Nah, kalau waduk gajah Mungkur itu airnya berasal dari sungai-sungai kecil yang berasal dari beberapa gunung dan pegunungan yang ada di sekitarnya, seperti Gunung Lawu dan gugusan gunung kecil-kecil yang digelari Gunung Sewu".
Semoga Bermanfaat!
Salam matan Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!