Lantas bagaimana seharusnya kita menyikapi situasi ini!?
Kehadiran internet dan media sosial merupakan sebuah keniscayaan yang mustahil untuk kita abaikan apalagi kita tolak.
Selayaknya perkara muamalah lainnya, internet dan media sosial pasti selayaknya pisau bermata dua yang disaat bersamaan bisa dipakai untuk berbuat keburukan dan berbuat baik. ini sangat bergantung pada kebijaksanaan pemakainya masing-masing.
Meskipun begitu, kita mempunyai kaidah umum yang bisa dipakai sebagai alat kontrol pemanfaatan internet dan media sosial. Apa dan bagaimana itu? Internet dan media sosial bisa kita nisbatkan sebagai alat atau bisa juga tempat.
Sebagai alat kita bisa membandingkannya dengan gergaji, palu, cangkul atau jenis alat lainnya.
Logikanya begini, kita akan mengakses atau mengambil gergaji kalau kita memang memerlukannya untuk menggergaji kayu saja, begitu juga sebaliknya!Â
 Ya lucu, kalau kita nggak perlu gergaji untuk menggergaji sesuatu, tiba-tiba kita ambil gergaji dan menentengnya kemana-mana!?
Begitu juga dengan smartphone! Seharusnya kita mengaksesnya, termasuk internetan dan aplikasi medsosnya sebatas kalau kita memang perlu saja!
Masih kurang mantap? Kita bisa juga memanfaatkan analogi  toilet. Bukankah kita ke toilet kalau perlu saja? Mustahil kita ke toilet Cuma mau main doang?Â
Begitu juga dengan acara kita mengakses internet dan media sosial, pakai saja kalau kita memang benar-benar perlu memakai dan segera tinggalkan ketika selesai memakainya.
Semoga bermanfaat