Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Membedah Warna-warni Musik Religi Indonesia dari Masa ke Masa

26 Maret 2024   23:37 Diperbarui: 26 Maret 2024   23:53 1528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya, sejak pertengahan era 90-an, di puncak kreatifitas musik yang sedang bagus-bagusnya, "gerilya" penetratif musik nasyid dari Malaysia yang dipelopori oleh Raihan dan Rabbani mulai membidik pasar Indonesia.

Dimulai dengan album Raihan, puji-pujian (1996), Syukur (1998), Senyum (1999) dan akhirnya mulai meledak di album Demi Masa yang rilis tahun 2001. Sejak saat itu seni nasyid Raihan selalu menghiasi layar kaca dan juga radio-radio selama ramadan.

Selain itu, melalui keping album  Cinta Rasul 1 (1999) sampai  Cinta Rasul 6 (2004), Hadad Alwi diam-diam juga mulai mengisi dan menguasai ceruk pasar musik religi yang ditinggalkan Nasida Ria dengan  lagu-lagu bernuansa timur tengah, berdampingan dengan Raihan.  

Memasuki era milenium baru atau era 2000-an, lagu-lagu religi banyak didominasi oleh band-band beraliran pop papan atas yang sedang digandrungi oleh masyarakat Indonesia.

Ada band Ungu yang sukses dengan lagu hits seperti Surgamu, Andai ku tahu. Kemudian ada band Wali, "si- anak-anak pondok pesantren" yang juga jago mencetak lagu-lagu ngehits di setiap albumnya, salah satunya lagu Tobat Maksiat. Keren kan lagunya!


Berikutnya ada band Radja dengan lagu 1000 bulan-nya yang monumental. Begitu juga dengan band GIGI yang mengaransemen ulang beberapa lagu religi dalam balutan musik rock yang lebih kental, seperti Pintu Sorga, Perdamaian, Kota Santri dan juga nomor akustik Kusadari (Akhirnya).

 Tidak mau kalah, band Noah dan D'Massif akhirnya juga terseret masuk dalam produksi lagu religi. Jika GiGi mengaransemen ulang lagu Sajadah Panjang gubahan Bimbo, maka D'Masiv pada tahun 2009 dengan pedenya merilis lagu-lagu religi dan melahirkan Hits "Mohon Ampun".

Selain band-band pengusung poprock, musik Indonesia juga kedatangan genre musik religi pengusung sufisme ala kelompok Debu yang tetap berbahan dengan karakter aslinya yang kuat, hingga mempunyai penggemar sendiri.


Gelombang seni nasyid yang tumbuh bersamaan di era 90-an pasca suksesnya album Raihan dan Rabbani di Indonesia, Asia Tenggara bahkan dunia, turut andil atas kelahiran kelompok nasyid di Indonesia, salah satunya SNADA yang diawal 2000-an mendulang sukses besar setelah album Neo Shalawat mereka meledak di pasaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun