Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Menjadikan Setiap Waktu Kita Bernilai Ibadah Penuh Berkah

12 Maret 2024   22:26 Diperbarui: 12 Maret 2024   23:00 1025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | @kaekaha

Menurut beberapa laporan penelitian, pasca "musibah" pandemi Covid-19 yang menginvasi sebagian besar wilayah di dunia, konon masyarakat dunia saat ini jauh lebih relijius dibanding sebelumnya. Masha Allah! Tentu ini kabar baik bagi kita semua.

Terlepas dari akurasi dan sejauh mana validitas penelitian ini, kabar aktual ini tentunya bisa kita jadikan sebagai trigger untuk berbenah menjadi pribadi yang juga lebih baik dan relijius. Apalagi momentumnya sekarang bulan Ramadan, bulan agung yang sarat akan keberkahanNya.

Sama seperti masyarakat dunia lainnya yang secara naluriah saat ini memang sedang dalam euforia relijius yang sedang bagus-bagusnya, kitapun selayaknya juga tidak boleh ketinggalan untuk ambil bagian.

Berkaca dari sesanti Urang Banjar yang menyebut Umur Kada Babau yang secara umum dimaknai sebagai ajal yang bisa datang kapan saja, memang tidak seharusnya kita menunda-nunda lagi untuk menjadi pribadi yang relijius.

Sebentuk kepribadian yang dalam bahasa seorang muslim dimaknai sebagai lebih taat kepada Rasulullah SAW dan lebih takwa kepada Allah SWT dengan menjauhi dan meninggalkan semua yang dilarangNya, juga melakukan semua yang diperintahkanNya.

Berangkat dari pemahaman inilah, sudah selayaknya kita  bertekad bulat menjadikan setiap bulan Ramadan sebagai momentum untuk meng-upgrade keimanan dan ketakwaan kita di hadapan Allah SWT.

Salah satunya, dengan menerapi diri untuk menjadikan setiap  waktu dalam hidup kita menjadi bernilai ibadah dihadapan Allah SWT. Caranya?

Sebagian besar dari kita, umat Islam sendiri, jika mendengar  kata ibadah, umumnya langsung terpikirkan pada ritual sholat, puasa dan ritus-ritus ibadah mahdhah atau ibadah utama yang waktu pelaksanaan dan juga tatacaranya telah diatur dalam Alquran dan Hadits, betul? Ini yang harus kita luruskan!

Ikhtiar kita menerapi diri menjadikan setiap detik waktu kita bernilai ibadah dihadapan Allah SWT bukan berarti kita harus sholat, puasa atau zakat terus-terusan selama 24 jam penuh!

Kapan dong cari duitnya, kapan olahraganya, kapan ngompasiananya, kapan ngopinya, kapan bercengkerama dengan keluarga, kapan istirahatnya dan pertanyaan kapan-kapan lainnya yang pasti masih panjang...!?

Siapapun tidak akan pernah sanggup melakukan model beribadah seperti itu kawan! Lantas gimana dong?

Inilah holistik-nya Islam sebagai panduan hidup dan kehidupan rahmatan Lil alamin yang senantiasa memberi kemudahan yang realistik.

Selain ibadah mahdhah diatas, Islam juga mengenal ibadah Ghairu Mahdhah, yaitu ibadah diluar ibadah utama yang biasa kita kenal sebagai ibadah Sunnah yang secara waktu dan ritusnya lebih fleksibel.

Dari jalur ibadah Ghairu Mahdhah inilah kita bisa melengkapi dan menyempurnakan ibadah kita sekaligus menjadikan setiap detik waktu dalam hidup kita bernilai ibadah dan itu artinya, kita memang bisa beribadah 24 jam non stop!

Ini caranya!

Pertama, niatkan semua aktifitas apapun yang kita lakukan untuk beribadah kepada Allah SWT.

Kedua, mulakan semua aktifitas kita dengan membaca bacaan Basmallah, syukur-syukur secara lengkap plus disempurnakan dengan doa spesifik sesuai aktiftas yang akan dilakukan seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Ketiga, akhiri semua aktifitas kita dengan bacaan Hamdallah, syukur-syukur secara lengkap plus disempurnakan dengan doa spesifik sesuai aktiftas yang telah dilakukan seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Semisal membaca doa akan tidur berikut dzikir yang diajarkan Rasulullah ketika bersiap untuk istirahat malam dan berikutnya juga membaca doa bangun tidur berikut dzikir yang diajarkan Rasulullah sesaat setelah bangun tidur.

Dengan melakukan ibadah Sunnah ini, maka di sepanjang waktu tidur kita yang dalam keadaan tidak sadar sepenuhnya tersebut, Insha Allah di sepanjang waktu tidur sekitar 7-8 jam tersebut terhitung sebagai ibadah dihadapan Allah SWT.

Begitu juga dengan semua waktu aktifitas kita di sepanjang hari! Semuanya bisa bernilai ibadah jika memang diniatkan untuk beribadah dan kita ikuti semua tuntunan sunah-sunahnya yang menyertai.

Ini rahasia besarnya!

Dengan mengucap Basmallah saat mengawali semua aktifitas, berarti kita sudah melibatkan Allah SWT dalam semua aktifitas kita sejak dari awal. Ini juga wujud dari penghambaan kita kepada Dzat yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu, termasuk terhadap diri kita dan juga aktifitas yang akan kita lakukan. Mudah tapi luarbiasa bukan!? 

Apa susahnya mengucap Bismillah diawal semua aktifitas kita?

Tidak hanya itu! Dengan mengucap Bismillah secara tulus dan ikhlas dari kesadaran hati terdalam, Insha Allah secara otomatis kita juga mengaktifkan alarm tanda bahaya pada alam bawah sadar kita dari aktifitas negatif fisik dan psikis kita.

Masa iya, sesaat mengucap Bismillah terus mengambil dompet orang? Berzina atau Berprasangka buruk sama orang?

Begitu juga ketika kita mengucap Hamdallah setelah menyelesaikan berbagai aktifitas, sejatinya itu bukan sekedar penyaksian akan betapa kuasanya Allah SWT terhadap bumi langit beserta isinya, termasuk kita dan aktifitas kita, tapi juga ungkapan rasa syukur kita kepadaNya atas semua karunia yang penuh dengan keberkahan dariNya.

Luar biasanya, ada juga kemungkinan kita melakukan ibadah atau ibadah kwadrat alias ibadah dalam ibadah. Semisal menyingkirkan duri dari tengah jalan saat berangkat bekerja atau bisa juga membantu menyeberangkan jalan anak-anak sekolah dan banyak lagi yang lainnya! Artinya menjadikan setiap detik waktu kita bernilai ibadah bukanlah khayalan semata! Tapi fakta yang bisa dicapai oleh siapa saja!

Apalagi, sebenarnya masih ada banyak sekali amalan sunnah yang diajarkan Rasulullah yang semuanya bernilai ibadah dan bisa kita lakukan dalam waktu 24 jam tiap harinya, sayangnya kita terlewatkan untuk mengerjakannya!

Mudah-mudahan, di Ramadan kali ini, kita semua bisa segera melaksanakan sebanyak-banyaknya Sunnah Rasulullah SAW, sehingga bisa segera juga menjadikan setiap waktu kita bernilai ibadah dihadapan Allah SWT .

"Katakanlah, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan Semesta Alam." (QS. Al-An'am : 162)

Semoga bermanfaat!

Salam matan Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | @kaekaha
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | @kaekaha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun