Apalagi kalau kamu penikmat Kopi Boehoen Nagarawangi, Tahu Sumedang, Ubi Cilembu yang sudah mendapatkan sertifikat indikasi geografis, silakan buka tulisan Mas Adhi Nugroho di halaman 130.Â
Naaaah kalau kamu tertarik dengan bedil-bedil alias senapan berkelas ekspor dan juga pernak-pernik kerajinan tangan unik karya tangan-tangan terampil perajin kampung Cipacing, gengs!Â
Kamu wajib scroll eh... buka maksudnya, artikel karya tulisan saya yang berjudul "Negeri Bedil" Cipacing, Etalase Kreatifitas Kelas Dunia di Sudut Kota Tahu Sumedang di lembaran paling buncit alias paling akhir di buku ini.
Tapi bisa juga kok baca artikel tulisan saya tersebut di laman Kompasiana. Karena awalnya artikel ini memang saya tulis untuk dimuat di Kompasiana sebagai artikel untuk seleksi "Writingthon Jelajahi Kota Sumedang".
Baca Juga Yuk! "Negeri Bedil" Cipacing, Etalase Kreatifitas Kelas Dunia di Sudut Kota Tahu Sumedang
Khusus untuk penikmat tradisi-budaya, Â informasi tentang budaya khas Sumedang yang dikenal sebagai Puseur budaya Sunda ini, bisa langsung di akses di halaman 99.
Memang sih, untuk buku pariwisata, apalagi jika dihubungkan dengan buku Het Paradijs Van Java-nya Wijnand E. Kerkhoff yang seorang fotografer, sehingga bukunya full foto-foto keren di jamannya, buku Sumedang, Het Paradijs Van Java ini terhitung sangat minim foto yang memadai. Jadi para pembaca jangan berharap banyak bisa menikmati keindahan Sumedang lewat foto saat membaca buku ini.
Tapi jangan kuatir gengs! Selain sangat lengkap, ulasan-ulasan di buku ini sangat renyah, unik dan menarik khas karya-karya on the spot-nya para blogger yang biasanya mempunyai kecenderungan lebih jujur dan apa adanya.Â