Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Ikan Haruan Langka, Absen Dulu dari Daftar Menu di Warung-warung Banjar!

9 Januari 2024   21:09 Diperbarui: 10 Januari 2024   21:22 1082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini, wilayah Kalimantan Selatan sedang memasuki musim hujan yang sempurna. Setiap harinya, hujan turun secara merata hampir di semua wilayah dengan durasi yang lumayan lama dan dengan intensitas curah hujan yang cukup tinggi.

Situasi ini jelas menjadikan kantong-kantong air di perairan darat yang mendominasi sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan debit airnya menjadi naik, begitu juga dengan tinggi permukaannya.

Baca Juga : Ini Senayan, Hari Senin-nya Urang Banjar 

Nah ini yang unik! Saya yakin banyak yang belum ngeh, kalau perubahan debit air termasuk ketinggian permukaan kantong-kantong air, seperti sungai dan rawa ini ternyata memberi dampak sosial luar biasa di Kalimantan Selatan. Apa itu!? Banjir? Kebanjiran? Atau...

Ternyata, disaat " banyu dalam", ketika debit air dan ketinggian permukaan juga naik, ada siklus kehidupan dari salah satu biota air tawar penghuni sungai dan rawa yang kebetulan "menguasai hajat hidup Urang Banjar", sedang berada di titik sensitif, sehingga kemudian berdampak luar biasa bagi kehidupan sosial, ekonomi dan budaya Urang Banjar. Ada yang tahu siapa dia?

Ikan Haruan | @kaekaha
Ikan Haruan | @kaekaha

Di musim hujan, di saat curah hujan sedang tinggi-tingginya, Ikan haruan (Channa Striata) atau ikan gabus "si penguasa hajat hidup Urang Banjar" ini menjadi sangat sulit di dapat dengan menggunakan alat tangkap tradisional yang dipakai sehari-hari oleh Urang Banjar.

Karena sulit didapat, harga ikan haruan bisa naik melewati batas rasional, adakalanya bisa sampai lebih mahal dari daging sapi lho!

Hingga menyebabkan banyak warung makan dan juga industri kecil seperti pembuat rabuk haruan alias abon haruan, kerupuk haruan, sampai pengolah paparutan haruan atau olahan kuliner dari jeroan ikan haruan yang terlanjur bergantung kepadanya terpaksa libur produksi dan libur jualan.

Dok @kaekaha
Dok @kaekaha

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun