Romantisme Barito Putera dengan semua elemen suporter dan penggemarnya di Banua kembali mendapatkan ujian!
Kemenangan dramatis 1-0 Laskar Antasari pada laga terakhir kontra Arema Malang di Stadion Demang Leman, berkat gol tunggal Bagus Kahfi di menit 50 merupakan pertandingan perpisahan squad Barito Putera dengan semua penggemarnya di Kalimantan Selatan.
Baca Juga :Â Main ke Official Store Merchandise-nya Barito Putera
Barito Putera harus meninggalkan Stadion Demang Leman dan mencari Stadion Baru sebagai kandang baru, setelah pemerintah pusat melalui KemenPUPR memutuskan merenovasi 22 stadion di seluruh Indonesia guna disesuaikan dengan standar FIFA, termasuk Stadion Demang Leman, Martapura yang diperkirakan akan tuntas di akhir 2024.
Sayangnya, Stadion 17 Mei Banjarmasin yang sebelumnya juga direnovasi hingga menyebabkan Barito Putera harus "ngungsi" ke Stadion Demang Leman sejak beberapa tahun terakhir, juga belum memberikan tanda-tanda selesai di renovasi.
Setelah mengkaji semua aspek, manajemen Barito Putera akhirnya memutuskan untuk "ngandang" di Stadion Sultan Agung Bantul, Jogjakarta di sisa kompetisi Liga 1 2023/2024.
Uniknya, di paruh ke dua kompetisi Liga 1 2023/2024 kali ini, ternyata bukan Barito Putera saja yang menjadikan stadion kebanggaan masyarakat Mbantul ini sebagai kandang, tapi ada 2 tim dari Liga 1 lainnya yang juga menjadikannya sebagai home base, yaitu RAN Nusantara dan PSS Sleman yang juga kehilangan stadion karena harus direnovasi.
Baca Juga : Â Meneladani Sosok Haji Leman, Putra Dayak Pendiri Barito Putera
Sebelum memutuskan pindah home base ke Bantul, drama kepindahan Barito Putera awalnya sempat memberikan harapan kepada suporter dengan opsi menjadikan Stadion Batakan, Balikpapan sebagai kandang bersama-sama dengan PSM Makassar.
Ini opsi terbaik, karena kandidat "kandang" lainnya, yaitu stadion di Bali dan di Pulau Jawa yang posisinya pasti relatif lebih jauh dari Kota Banjarmasin dan Kalimantan Selatan.
Tapi akhirnya Barito Putera lebih memilih untuk "ngandang" ke Mbantul, Jogjakarta. Keputusan ini tentu sangat berat bagi squad laskar Antasari dan juga semua elemen suporternya di Banjarmasin dan Kalimantan lainnya.
Bagaimana tidak, konsekuensi dari pindah kandang ke Bantul Jogjakarta ini tentu berdampak pada banyak hal, bahkan Barito Putera dipastikan merugi akibat keputusan ini.
Baca Juga :Â Pride of Banua, Uniknya "Tanda Cinta" di Jersey Barito Putera
Pada 12 laga tersisa Barito Putera di kompetisi Liga 1 2023/2024 kali ini, 5 diantaranya akan bertindak sebagai tuan rumah dan dipastikan akan berlangsung tanpa penonton. Tahu sendiri kan bagaimana rasanya main bola nggak ada yang nonton, main bola nggak ada pendukung!?
Artinya, sampai akhir kompetisi nanti, Barito Putera sama sekali tidak ada pemasukan dari tiket penonton.
Kalau rata-rata per-pertandingan di kandang, Barito Putera biasa meraup dana segar kurang lebih sebesar 800 juta -1 M, hasil perhitungan kotor dari harga tiket dengan range harga terendah 40.000, maka kalikan saja dengan faktor pengalinya, angka 5 untuk menemukan angka total kerugian dari manajemen Barito Putera karena pindah kandang.
Tidak hanya itu, masih ada kerugian lain yang masih menghantui squad Barito Putera jika serius pindah kandang, yaitu kerugian akibat nonteknis seperti kecepatan dan ketepatan waktu beradaptasi dengan lingkungannya, ketangguhan mental dan juga lain-lainnya yang sudah pasti akan berpengaruh pada kesiapan tim.
Semoga bermanfaat!
Salam matan Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H