Bukankah sering kita dapati orang-orang kritis dan bersuara lantang hanya sesaat atau bahkan hanya musiman, celakanya lagi kalau terjadi hanya karena di depan media atau diliput media, persis seperti sifat "hamuk kalalatu"!?
Biasanya, orang-orang selayaknya "hamuk Kalalatu" ini, ada dan tidak adanya tidak akan memberi pengaruh apapun. Nah kalau diberi jabatan atau kedudukan, pasti dah suaranya langsung sunyi senyap bak tertelan bumi, ranay alias diam seribu bahasa kata Urang Banjar!
Baca Juga : Â Halang, Alang dan Elang dalam Pusaran AdaptasiÂ
Hamuk Kalalatu jelas simbol atau perlambang dari pribadi-pribadi yang tidak berkarakter kuat, tidak konsisten dan basic berjuangnya tidak berdasarkan pada nilai-nilai yang diyakininya sendiri. Sehingga sering tidak konsisten, tidak fokus dan tidak tuntas di setiap tindakannya.
Semoga Bermanfaat!
Salam matan Kota 1000 Sungai,
Banjarmasin nan Bungas!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H