Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Halang, Alang dan Elang dalam Pusaran Adaptasi

27 Desember 2023   22:28 Diperbarui: 27 Desember 2023   22:34 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Burung Halang | @Petr Ganaj via grid.id

Pertama menjelajah bumi Kalimantan di awal milenium baru, saya banyak menemukan hal baru, unik dan tentunya sangat menarik di sekitar aktifitas saya sehari-hari yang pastinya membuat saya semakin jatuh cinta dengan keberagaman dan kekayaan tradisi budaya masyarakat nusantara. Salah satunya adalah kekayaan bahasa daerahnya.

Bahasa Banjar sebagai bahasa ibu Urang Banjar, sebagaimana layaknya entitas masyarakat melayu lainnya, ada beberapa bagian kosakata bahasanya yang mirip dan sama dengan bahasa Indonesia.

Baca Juga:  Ini Beda Si Gendut "Adangan dan Hadangan"

Salah satunya yang unik adalah kata halang. Kata halang merupakan sebutan orang Banjar pahuluan alias Urang Banjar di kawasan Hulu Sungai untuk burung karnivora yang konon menjadi inspirasi lambang negara kita burung garuda. Ada yang tahu burung apa yang dimaksud?

Itulah burung Elang! Burung raksasa yang sering muncul dalam kisah-kisah cerita anak dan dongeng karena keperkasaannya di udara dan juga kepiawaiannya serta dominasinya pada teori rantai makanan dalam ekosistem di alam.

Halang, Alang dan Elang dalam Pusaran Adaptasi | @kaekaha
Halang, Alang dan Elang dalam Pusaran Adaptasi | @kaekaha

Jika masyarakat pahuluan di Banua Anam atau di enam kabupaten di Utara Kalimantan Selatan menyebutnya sebagai halang, maka bagi masyarakat Banjar Kuala yang secara umum tinggal di seputaran hilir sampai muara sungai, seperti kawasan Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Tanah Laut dan sekitarnya akan menyebut burung pemakan daging ini sebagai alang tanpa "h" di depan.

Hanya saja, jujur saya masih belum tahu untuk kata halang atau elang dan elang ini, mana yang kosakata original dan mana yang hasil adaptasi. 

Salah satu jejak pengabadian kosakata halang ini bisa kita temukan pada nama salah satu kelurahan di Kota Pelaihari ibu kota Kab. Tanah Laut yang juga dikenal sebagai Bumi Tuntung Pandang, yaitu Kelurahan Sarang Halang.

Sejarah nama kelurahan Sarang Halang ini sudah pasti berhubungan dengan keberadaan pohon-pohon raksasa dan tinggi menjulang yang menjadi tempat burung elang membuat sarang dan berkembang biak di kelurahan yang dulunya juga dikenal sebagai lokasi perdagangan kayu Ulin alias kayu besi tersebut.

Kantor Kelurahan Sarang Halang, Kota Pelaihari | wikimedia.org
Kantor Kelurahan Sarang Halang, Kota Pelaihari | wikimedia.org

Di bawah pohon-pohon besar yang menjadi sarang burung elang inilah, para pedagang dan pembeli kayu biasa bertransaksi, karena ditempat yang teduh dan sejuk ini kayu ulin yang diperjualbelikan, ditumpuk agar memudahkan bertransaksi," ujarnya.

Kerennya, sambil bertransaksi para pedagang dan pembeli kayu ini juga bisa menikmati aktivitas burung elang yang banyak bersarang ditas kepala mereka.

Baca Juga:  Aliling Si Imut Penghuni Rawa yang Kaya Manfaat

Karena terbiasa menyebut sarang halang untuk menyebut lokasi jual beli antara pedagang dan pembeli kayu Ulin yang datang dari berbagai daerah di Kalimantan Selatan dan juga Nusantara ini, akhirnya kawasan ini dinamai sebagai kelurahan Sarang halang.

Hingga sekarang, kalau anda berkesempatan jalan-jalan ke Kalimantan Selatan dan kebetulan mungkin ingin mengunjungi Batulicin atau Kota Baru dari Kota Banjarmasin dan atau Banjarbaru, maka anda akan melewati kelurahan yang dilintasi jalan raya Banjarmasin-Tanah Bumbu ini, asal anda menemukan banyak penjual beragam jenis kayu di seputaran Kota Pelaihari, itu artinya anda sedang berada di sarangnya burung elang! He...he...he...

Semoga Bermanfaat!

Salam matan Kota 1000 Sungai, 
Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun