Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Aliling Si Imut Penghuni Rawa yang Kaya Manfaat

23 Desember 2023   14:53 Diperbarui: 23 Desember 2023   18:27 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahan Gangan Aliling (kiri) dan Gangan Katuyung (kanan) khas Urang Banjar | @kaekaha

Aliling merupakan sebutannya Urang Banjar di seputaran Kota Banjarmasin alias Urang Banjar dengan dialek Banjar Kuala untuk sejenis keong kecil berwarna kehitam-hitaman yang habitatnya adalah air tawar perairan darat dengan pergerakan cenderung lamban, jernih dan bersih, berdasar lumpur dan ditumbuhi rerumputan air, seperti persawahan, rawa-rawa, pinggiran sungai dan irigasi.

Sedikit berbeda, urang banjar di pahuluan atau di seputaran kawasan hulu sungai yang berdialek bahasa Banjar Hulu, menyebut aliling dengan sebutan haliling, ada tambahan "H" di depannya.

Selain aliling atau haliling ini, sebenarnya ada beberapa lagi jenis keong air tawar yang dikenal Urang Banjar, seperti katuyung dan kalimbuai. tapi untuk yang ini kita bahas diartikel berbeda ya!

Aliling biasa hidup bergerombol atau berkoloni dan bisa berkembang biak sangat cepat dengan cara bertelur, pada masa musim kawin, yaitu di musim penghujan.

Aliling atau Haliling dalam Kamus Bahasa Banjar Karya Prof. Abdul Hapip Djebar | @kaekaha
Aliling atau Haliling dalam Kamus Bahasa Banjar Karya Prof. Abdul Hapip Djebar | @kaekaha

Bagi Urang Banjar secara umum, populasi aliling yang sangat melimpah biasa dimanfaatkan sebagai sumber pangan pilihan maupun alternatif, tidak hanya sebagai lauk pauk, tapi juga bisa diolah menjadi camilan yang sedapnya bikin kangen!

Baca Juga :  Ini Beda Si Gendut "Adangan dan Hadangan" 

Aliling yang memang mirip dengan tutut atau keong sawah ini, bentuknya secara umum seperti kerucut membulat dengan warna hijau-kecoklatan atau kuning kehijauan yang cenderung gelap.

Olahan Gangan Aliling (kiri) dan Gangan Katuyung (kanan) khas Urang Banjar | @kaekaha
Olahan Gangan Aliling (kiri) dan Gangan Katuyung (kanan) khas Urang Banjar | @kaekaha

Secara umum, aliling mempunyai tinggi cangkang sampai 40 mm dengan diameter 15-25 mm. Bagian pada puncak cangkang aliling agak runcing, sedangkan tepiannya menyiku tumpul pada yang muda dengan seluk agak cembung berjumlah antara 6-7 yang membesar di bagian akhir. Pada bagian mulutnya membundar dengan tepinya bersambung dan tidak melebar yang umumnya berwarna kehitaman.

Di balik cangkang pelindung berbahan kalsium dan fospor yang keras, daging aliling mengandung makronutrien berupa protein bisa sampai 15% dari daging dewasa yang mencapai berat 4-5gram dan mikronutrien berupa2.4% lemak, kalsium, mineral dan sekitar 80% air .

Itu artinya, kandungan gizi aliling tidak kalah dengan protein hewan lainnya dan sangat berpotensi menjadi sumber protein  hewani, sekaligus menjadi sumber makanan alternatif kesehatan di masa depan. Apalagi, aliling ini rasanya gurih dan ueenaaak pooooool lho!

Aliling | pllbfmipaunlam.wordpress.com
Aliling | pllbfmipaunlam.wordpress.com

Hanya saja, untuk mengolah aliling menjadi beragam kuliner sedap memang tidak boleh sembarangan, diperlukan keahlian khusus untuk menjadikan aliling bahan konsumsi yang bergizi tinggi. Konon bila tidak diolah secara benar, keong jenis ini bisa menyebabkan keracunan pada penikmatnya.

Baca Juga :  Sensasi Unik Menikmati "Gangan Katuyung" Khas Banjar, Bikin Ketagihan!

Sejauh ini, aliling yang dikonsumsi oleh Urang Banjar memang masih mengandalkan produksi dari alam dan memang belum ada sistem budidaya untuk berbagai keperluan di masa mendatang.

Hanya saja, karena sifat aliling yang cukup selektif dalam memilih habitat tempat hidup dan berkembang biak, maka tidak ada cara lain untuk tetap bisa menikmati sensasi lezat olahannya selain harus menjaga keseimbangan dan kelestarian alam di Kalimantan Selatan.

Semoga Bermanfaat 

Salam matan Kota 1000 Sungai,
Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun