Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Child in Time dalam Romansa "Lorong Waktu" Museum Penerangan

19 Desember 2023   21:00 Diperbarui: 20 Desember 2023   03:15 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebagian dari Keluarga Besar Film Boneka Si Unyil di Museum Penerangan, TMII | @kaekaha

Pernah dengar lagu child in time-nya  band hardrock legend dari Britania Raya, Deep Purple!? 

Itu lho lagu balada legendaris sepanjang 10 menitan yang punya intro nggak kalah panjang dan megah, dengan sound unik yang benar-benar bikin asyik dan cukup enak di dengar telinga , hingga penggalannya sering dijadikan jingle di radio! Kalau belum, silakan klik video YouTube dibawah ya!

Salah satu radio yang secara intens menjadikan child in time jingle untuk mengisi waktu jeda antar program acara adalah Radio Republik Indonesia alias RRI di era 80-an, terkhusus di momen menjelang berita olahraga jam 11 siang dan jam 3 sore.


Kebetulan, karena saat itu saya lagi gandrung-gandrungnya dengan tema-tema olahraga dan memang tidak ada media lain yang bisa saya akses, jadinya momen pemutaran jingle child in time-nya Deep Purple yang sehari minimal dua kali saya dengar jadi begitu melekat pada ingatan saya, meskipun sebenarnya saat itu saya sama sekali tidak mengetahui latar belakang lagu itu, termasuk judul dan penyanyinya.

Saya baru tahu kalau itu lagunya Deep Purple dan berjudul Child in Time plus pernah rilis sekaligus nge-hits di awal-awal dekade 70-an ketika duduk dibangku SMP, di awal dekade 90-an ketika saya mulai menyukai dunia musik, khususnya musik rock, gara-gara keseringan mengikuti program-program khususnya di radio DCS FM, satu-satunya radio FM di seputaran Kota dan karesidenan Madiun saat itu.

Catatan Perjalanan Panjang RRI di Museum Penerangan, TMII | @kaekaha
Catatan Perjalanan Panjang RRI di Museum Penerangan, TMII | @kaekaha

Kenangan akan lagu Child in Time sebagai jingle pengisi waktu sebelum berita olahraga itu tiba-tiba hadir dan menyeruak kembali ke ingatan, ketika tiba-tiba saya serasa masuk ke "lorong waktu" yang kembali mempertemukan saya dengan  berbagai pernak-pernik   penanda jaman, tepat di masa kanak-kanak saya alias masa kecil saya  di akhir-akhir era 80-an dan awal-awal era 90-an saat menjelajahi museum penerangan.

Di museum yang dikelola Kementerian Komunikasi dan informasi yang di era pemerintahan orde lama dan orde  baru dilabeli sebagai Departemen Penerangan di TMII ini, selain lagu child in time, salah satu masterpiece-nya Deep Purple yang sudah pasti akan semakin kuat vibes-nya jika berdampingan dengan kronik perjalanan panjang RRI ini, juga mengumpulkan, mempelajari, menggelar dan merawat objek sejarah penerangan dan komunikasi.

 

Diorama Lokasi Syuting Film Boneka Si Unyil di Museum Penerangan, TMII | @kaekaha
Diorama Lokasi Syuting Film Boneka Si Unyil di Museum Penerangan, TMII | @kaekaha

Karenanya, disini saya juga menemukan "wajah" stasiun televisi di era saya kecil yang begitu detail menggambarkan situasi era 80 dan 90-an. Tidak hanya menampilkan kronik perjalanan perubahan logo-logo stasiun TV yang pastinya sangat bersejarah saja, tapi juga program-program acara berikut pembawa acaranya. Duh Ini mah nostalgila namanya!

Tidak hanya itu, di antara sekian banyak koleksi museum yang semuanya menjadi penanda jaman keemasannya masing-masing, ada satu lagi koleksi museum yang benar-benar melemparkan saya pada kenangan masa kecil saya, pada dunia kanak-kanak saya yang tentunya sarat dengan rasa penasaran dan ingin tahu yang tak berkesudahan dan bersyukurnya, akhirnya tertuntaskan saat itu juga.

Sebagian dari Keluarga Besar Film Boneka Si Unyil di Museum Penerangan, TMII | @kaekaha
Sebagian dari Keluarga Besar Film Boneka Si Unyil di Museum Penerangan, TMII | @kaekaha

Apa gerangan itu!? Diorama setting film Boneka Si Unyil, hiburan terjadwal saya dan kami anak-anak 80-an satu-satunya.

Dulu di era 70 sampai awal 90-an serial Film Boneka Si Unyil yang hanya tayang sekali seminggu, tepat  di hari Minggu, menjadi program acara yang paling ditunggu anak-anak se-nusantara. Bahkan dulu, saya merasa belum merasa libur Minggu kalau tidak menonton film garapan PPFN alias pusat produksi film negara ini.

Makanya sangat wajar jika kemudian serial Film Boneka Si Unyil yang tidak hanya sekedar menghibur, tapi memang sarat pesan dan pendidikan moral ini begitu terpatri dalam memori dan kenangan anak-anak kecil di jamannya. Hingga bisa bernostalgia dengannya dan tentangnya pasti sesuatu banget!

Tugu penyangga lambang penerangan (Api nan Tak Kunjung Padam), dikelilingi lima patung juru penerang serta air mancur | @kaekaha
Tugu penyangga lambang penerangan (Api nan Tak Kunjung Padam), dikelilingi lima patung juru penerang serta air mancur | @kaekaha


Menjelajahi bangunan 3 lantai museum penerangan yang melambangkan kehidupan masa lalu, masa kini dan masa mendatang dengan total luas 3.980 m yang dibangun diatas tanah seluas 10.850 m ini, banyak sekali menyimpan benda-benda koleksi yang berhubungan dengan sejarah penerangan dan komunikasi yang uniknya banyak diantaranya relate dengan kehidupan kita. 

Jadi serasa deja vu dan nggak begitu asing dengan benda-benda koleksi tersebut. Ini  yang membuat semakin jatuh cinta dengan Indonesia, berikut pernak-pernik sejarah dan budayanya yang begitu kaya!

Di luar gedung,  museum penerangan menyimpan mobil-mobil siaran luar TVRI, termasuk  mobil siaran luar TVRI pertama untuk meliput Asian Games IV di Jakarta tahun 1962 yang tercatat sebagai awal berdirinya TVRI. Ada juga mobil siaran luar RRI, mobil panggung penerangan, mobil unit Sinerama PFN dan mesin cetak tiga zaman.

Mesin Ketik Berhuruf Jawa
Mesin Ketik Berhuruf Jawa "HaNaCaRaKa" di Museum Penerangan | @kaekaha

Koleksi di dalam gedung, untuk lantai satu berisi benda-benda bersejarah terkait informasi dan komunikasi, mulai dari film, radio, televisi, termasuk media tatap muka, media tradisional, serta perkembangan media pers dan grafika. Selain ada juga diorama kecil operasional penerangan di bidang pendes, pencerdasan kehidupan bangsa, penanggulangan bencana alam dan kelompencapir. Ada yang masih ingat dengan kepanjangan kelompencapir?

Selain display perjalanan panjang TVRI, RRI dan tentunya Diorama Film Boneka Si Unyil, disini saya juga tertarik dengan display menteri komunikasi dan informasi, berbagai peralatan antik berusia tua, salah satunya koleksi mesin ketik berhuruf Jawa yang digunakan sejak tahun 1917 oleh Keraton Surakarta, kamera perekam rapat kabinet RI pertama, Radio Oemoem tahun 1040 dan juga sepeda motor 49cc Cyrus Sundapp yang pernah digunakan oleh wartawan Antara.

Motor Cyrus Sundapp 44 CC, Tunggangan Wartawan Antara | @kaekaha
Motor Cyrus Sundapp 44 CC, Tunggangan Wartawan Antara | @kaekaha

Di lantai satu ini juga terdapat perpustakaan dan teater mini berdaya tampung 60 pengunjung yang dilengkapi sound system dan audio visual system yang moderen, sehingga bisa digunakan untuk pemutaran film dokumenter dan aktifitas penyampaian informasi secara berkelompok lainnya.

Koleksi di lantai 2, ada relief sejarah penerangan Indonesia dalam lima periode, peran penerangan dalam membangun kesatuan dan persatuan bangsa, dan penyampaian informasi melalui media cetak dan elektronik baik tradisional maupun modern sepanjang 100 m dan lebar 1,5 m. 

Menteri-menteri Komunikasi dan informatika Pada Eranya Masing-masing | @kaekaha
Menteri-menteri Komunikasi dan informatika Pada Eranya Masing-masing | @kaekaha


Tidak hanya itu,  disini juga terdapat diorama yang tentang aktifitas penerangan dalam membangkitkan nasionalisme, menyatukan bangsa, dan mengisi kemerdekaan dengan pembangunan, termasuk percetakan Koran Retno Dhoemilah.

Selain itu, di lantai ini juga dihiasi lukisan raksasa wajah Dr, Wahidin Soedirohusodo berukuran 8 m x 7 m karya Sumidjo yang telah mendapatkan pengakuan dari MURI sebagai lukisan terbesar di Indonesia, Sedangkan di lantai tiga terdapat tiga studio mini PFN, studio mini RRI, TVRI dan display foto transparan.

Semoga Bermanfaat!

Salam matan Kota 1000 Sungai,
Banjarmasin nan Bungas!


Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun