Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Stigma "Rumah Setan" dalam Persinggungan Societeit de Kapel dengan Peradaban Urang Banjar di Masa Lalu

9 Desember 2023   17:03 Diperbarui: 14 Desember 2023   20:17 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Societiet de Kapel | redkal.com

Bahkan saat itu, sebenarnya Escompto Bank bukanlah single fighter di Banjarmasin, karena ada tiga lagi bank besar yang juga beroperasi di Banjarmasin, yaitu Nederlandsch Indische Handelsbank NV, Nederlandsche Handel Maatschappij NV, dan Batavia Bank NV. Sayangnya, bangunan-bangunan megah yang konon mempunyai perpaduan estetika luar biasa cantik yang sebagian besar desainnya dirancang oleh Biro Arsitek Ed. Cuypers en Hulswit ini sekarang sudah berganti dengan bangunan-bangunan baru.

Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij | KITLV via radarbanjarmasin.com
Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij | KITLV via radarbanjarmasin.com

Jika De Javasche Bank menjadi kantor Bank Indonesia Banjarmasin, Escompto Bank jadi gedung Bank Mandiri, maka Societiet de Kapel malah menjadi hutan kota.

Padahal menurut Ir. O.H. Norbruis yang lebih suka disapa Obbe, arsitek Belanda yang beberapa waktu lalu tengah mempersiapkan buku tentang peninggalan bangunan-bangunan Belanda di Indonesia, gedung-gedung atau bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda yang dibangun di Banjarmasin mempunyai kekhususan dan keunikan tersendiri.

Lahan basah berupa rawa-rawa yang mendominasi daratan Banjarmasin menjadikan desain arsitektur bangunan-bangunan tersebut berbeda dengan bangunan yang dibangun Belanda di kota-kota lain di Indonesia dan tidak menutup kemungkinan, adanya keterlibatan kearifan lokal khas Urang Banjar dalam bangunan yang bisa jadi berkonstruksi beton pertama di Banjarmasin tersebut.

Societiet de Kapel | redkal.com
Societiet de Kapel | redkal.com

Societiet de Kapel

Tapi diantara sekian banyak bangunan tua peninggalan kolonial Belanda di sepanjang "kawasan premium" Jl. Lambung Mangkurat, Banjarmasin, ternyata Societiet de Kapel juga menyimpan kisah unik terkait persinggungannya dengan peradaban masyarakat Banjar di era 1900-an. Naaaaaa, kira-kira apa ya yang terjadi!?

Pada 1898 pemerintah penjajahan Belanda mendirikan bangunan megah bergaya rumah tradisional Banjar yang kelak dikenal sebagai Societiet de Kapel. Sayang pada tahun 1920-an bangunan ini direnovasi dengan arsitektur bergaya Nieuwe Zakelijkheid yang saat itu sedang populer di Hindia Belanda.

Pembangunan gedung ini jelas tidak terlepas dari posisi strategis Banjarmasin sebagai kota besar yang semestinya menurut pemerintah penjajahan Belanda terbuka dengan kontak budaya asing. Ini kekeliruan pemerintah Belanda, mereka gagal memahami kultur sosial dan budaya masyarakat Banjar yang dikenal agamis.

Ini buktinya! Urang Banjar justeru mengenali gedung Societiet de Kapel ini sebagai "rumah setan". Meskipun gedung ini lekat dengan simbol modernitas ala Hindia Belanda saat itu, bahkan konon juga menjadi gedung yang paling indah di Kota Banjarmasin lho! 

Menurut penjelasan buku "Bandjarmasin Tempo Doeloe" yang ditulis Mansyur, sejarawan Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Banjarmasin, gedung ini merupakan tempat favorit anak muda Belanda, meneer (tuan) dan mevrouw (nyonya) besar bangsa Belanda, ekspatriat Eropa, kaum terpelajar dan golongan atas di seputaran Banjarmasin untuk berkumpul dan menghibur diri, seperti bermain biliar, berdansa, minum-minum, pertunjukan musik dan lain-lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun