Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jalan Panjang Metamorfosis Sasirangan

12 Desember 2023   19:19 Diperbarui: 13 Desember 2023   09:10 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ragam Motif Sasirangan | @kaekaha

Sasirangan merupakan kain tradisional kebanggaan Urang Banjar yang mempunyai kronik sejarah cukup panjang. Bermetamorfosis sejak berabad-abad silam dari kain lagundi, kain pamintan atau kain permintaan dalam kelengkapan tradisi batamba, pengobatan tradisional ala moyang Urang Banjar, hingga akhirnya "terlahir kembali" pada dekade 80-an setelah era pemerintahan Gubernur HM. Said menjadikannya sebagai seragam PNS dan juga seragam jamaah haji Kalimantan Selatan.

Booming kepopuleran sasirangan menemukan momentumnya setelah negara melalui Kemendikbud mengakuinya sebagai warisan budaya tak benda, spesifik pada kemahiran kerajinan tradisional pada 2013 dan sebagai bagian dari 33 wastra tradisional Indonesia yang wajib dilindungi dan dilestarikan pada 2017.

Kain Lagundi | @kaekaha
Kain Lagundi | @kaekaha

Nama sasirangan diambil dari kata sirang yang secara etimologi berarti lajur, dengan awalan"Sa" yang bermakna satu dan akhiran "an", jadilah sasirangan yang secara leksikal maksudnya satu lajur pada bagian kain yang disimpul/diikat dengan jahitan benang yang disisit atau ditarik sampai kainnya mengerut hingga membentuk gumpalan yang nantinya berfungsi sebagai perintang sekaligus pembentuk motif setelah dicelup dalam cairan pewarna. Ini yang unik! 

Selain masih tradisional dan serba manual dengan mengandalkan keterampilan tangan, perintangan warna dengan jahitan yang disisit kuat-kuat sampai kain menggumpal, menjadikan hasil jadi kriya sasirangan layaknya hidden gem, "permata tersembunyi" yang tidak bisa langsung dilihat kecantikannya setelah rangkaian proses pembuatannya selesai, karena cantiknya sasirangan secara utuh baru bisa dilihat setelah simpul ikatan jelujurnya di buka!

Ragam Motif Sasirangan | @kaekaha
Ragam Motif Sasirangan | @kaekaha

Tidak hanya itu, proses manual pembuatan sasirangan menjadikan kriya kain sasirangan jauh lebih eksklusif dan spesial, karena antara kain satu dengan lainnya tidak ada yang benar-benar sama persis dan presisi, tapi hanya sekedar identik saja! Keren kan? Ini sebenarnya yang menjadikan nilai sasirangan "mahal" hingga membuat banyak orang jatuh hati!

Motif dan warna merupakan roh dari estetika sasirangan. Tapi uniknya, di sasirangan keduanya justru tidak mempunyai keterikatan khusus. Artinya, warna apa saja bisa dan boleh di pakai untuk membentuk motif apa saja pada kain. Ini yang menjadikan motif sasirangan tidak identik dengan warna tertentu saja, tapi bisa multi colour!

Tidak Ada Sasirangan yang Sama Persis | @kaekaha
Tidak Ada Sasirangan yang Sama Persis | @kaekaha

Motif-motif sasirangan yang terinspirasi dari kekayaan alam, tradisi dan budaya Suku Banjar, selain hiasan sarat makna yang mengandung pesan kearifan, juga sekaligus menjadi pembeda dengan kain-kain tradisional dari daerah lain yang cara pembuatannya relatif mirip, seperti jumputan dari Pulau Jawa ataupun shibori dari Jepang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun