Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Legenda Hantu Lampu dan Kisah "Pak Juril", Hulu Keselamatan Perjalanan Kereta Api

21 Agustus 2023   21:21 Diperbarui: 21 Agustus 2023   21:28 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Commuter Line Community Kompasiana | CLICKompasiana

Tidak hanya itu, dulu bantalan rel kereta yang  berbahan "kayu jati kelas 1" dan pastinya berharga sangat mahal per-batangnya, juga tidak luput menjadi obyek pencurian, begitu juga batu-batu ballast atau batu kricak di seputar rel yang juga punya nilai ekonomi cukup lumayan.  Jadi bisa dibayangkan apa saja dan siapa saja yang kemungkinan dihadapi Pak Juril (waktu itu) atau PPJ dalam tugas kerjanya!? Berikut bahaya yang mengintainya!

batu-batu ballast | @kaekaha
batu-batu ballast | @kaekaha

Tapi tidak hanya itu! Alam di perkampungan kami yang masih termasuk bagian kaki gunung, tidak hanya  memberikan panorama alam yang mempesona tapi juga kontur alam yang tidak rata. Selain sawah, ladang dan perkebunan tebu yang luas dan menghijau, di kampung kami juga terdapat sungai-sungai  dengan intensitas kedalaman dan juga lebar bervariasi yang diatasnya juga terdapat jembatan perlintasan rel kereta api. 

Berada di tempat-tempat berbahaya seperti ini di tengah malam yang gelap gulita, apalagi saat cuaca ekstrim jelas memerlukan keberanian, kesungguhan, kewaspadaan dan tentunya konsentrasi serta kehati-hatian pada level tertinggi. Belum lagi ancaman binatang-binatang liar nocturnal (aktif di malam hari) disekitar kampung kami yang sebagian masih berupa hutan jelas tidak bisa diabaikan begitu saja!

Baca Juga :  "Kereta Apiku" dan Orang-Orang Nekat di Balik Berdirinya Pabrik Sepur di Madiun

Biasanya, jalur rel kereta api cenderung lebih menghindari kawasan pemukiman apalagi yang padat penduduk, guna mengantisipasi lebih banyak konflik dengan masyarakat, karenanya jalur kereta api lebih banyak melewati lahan-lahan kosong tidak berpenghuni, termasuk sawah, ladang, tepian hutan bahkan tepian tanah kubur dan tempat-tempat sepi lain yang pastinya jarang dilewati oleh manusia. 

Nah kalau sudah begini, siapa dong yang suka lewat ditempat-tempat seperti ini? Sudah menjadi rahasia umum, jalur rel kereta api yang rata-rata jauh dari pemukiman dan ruang-ruang interaksi komunal masyarakat pada umumnya, juga sangat minim penerangan, sehingga sering menghadirkan suasana hening dan sunyi yang cenderung horor. 

Rangkaian Wesel | @kaekaha
Rangkaian Wesel | @kaekaha

Karenanya, sering kita dengar kawasan rel kereta api menjadi lokasi kejahatan, termasuk pembuangan mayat hingga banyak sekali muncul kisah-kisah scary yang beredar di masyarakat terkait jalur rel kereta api dan ini jelas menjadi tantangan tersendiri bagi PPJ, orang-orang hebat yang sejatinya merupakan "hulu" atau sebuah awal dari keselamatan perjalanan rangakaian kereta api.

Karena itu, setiap dalam tugasnya PPJ wajib patuh pada standar operasional pekerjaan atau SOP yang berlaku dan wajib  melengkapi diri dengan kelengkapan APD atau alat pelindung diri seperti helm, rompi oranye, jas hujan, sepatu safety, lampu handsign dan tentunya alat kerja standar seperti senter, kunci inggris, palu berukuran besar, spidol putih, buku pas jalan,  bendera merah dan kuning yang tidak boleh ketinggalan, serta handy talkie alias HT plus harus tetap fokus, selalu waspada dan tidak boleh lengah dalam situasi apapun. Satu lagi harus banyak-banyak berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

Jadi selain "memastikan" keamanan dan keselamatan perjalanan kereta api sesuai dengan kapasitasnya, PPJ juga wajib menjaga keamanan dan keselamatan dirinya sendiri saat bertugas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun