Stasiun Barat Sekarang
Dulu, di akhir era 90-an, pernah santer terdengar isu di kampung kami kalau fungsi operasional Stasiun Besar Madiun Kota akan dipindah ke Stasiun Barat, karena lahan Stasiun Madiun akan di manfaatkan semaksimal mungkin untuk pengembangan PT. INKA, tapi sampai sekarang ternyata isu itu tidak pernah terbukti. Mungkin memang sekedar kabar dari burung kali ya!?
Tapi, karena perkembangan kebutuhan jalur kereta api, akhirnya benar-benar memaksa Stasiun Barat berubah total. Tahun 2015, bangunan lama stasiun, termasuk bangunan utama yang ikonik, gudang dan bangunan-bangunan pendukung lainnya dirobohkan tanpa sisa, karena terkena proyek penambahan jalur rel kereta.
Sedangkan bangunan baru yang menggantikan fungsi bangunan lama dibangun dengan gaya artistik modern, jauh lebih besar dan megah. Sayangnya, sama sekali tidak meninggalkan jejak arsitektur bangunan lama yang tentu saja memberi kenangan mendalam pada masyarakat sekitar, termasuk saya dan juga teman-teman masa kecil.
Baca Juga :Â Kronik Nostalgia Anak-anak Kereta: Kereta Api dan Ragam Budaya yang Dibentuknya
Sampai-sampai, kami para diaspora merasa kesulitan untuk mengenali perwujudannya yang sekarang lho!Jujur, sampai sekarang sebenarnya saya masih bingung mau sedih atau bahagia, melihat tampilan destinasi bersejarah Stasiun Barat saat ini.
Sekarang, Stasiun Barat yang sejak Pebruari 2019 resmi berganti nama menjadi Stasiun Magetan memang terlihat lebih berkelas, luas dan representatif untuk keperluan layanan transportasi rakyat. Dengan 4 jalur rel kereta, dimana jalur 2 untuk jalur lurus ke barat dan ke timur, jalur 3 dan 4 untuk jalur persilangan atau langsir dan jalur 1 untuk parkir, langsir dan juga menaikkan dan menurunkan penumpang, Â sekarang bisa melayani penumpang dari berbagai kelas layanan, tidak hanya angkutan barang saja seperti di jaman Belanda atau sekedar kelas ekonomi jarak pendek seperti pada era sebelumnya.
Khusus pada jalur 1, dulunya jalur ini terkoneksi dengan jalur lori (decauvile) Pabrik Gula Poerwodadie sepanjang hampir 5 km untuk mengangkut tebu dan gula, tapi jalur koneksi ini tidak digunakan lagi sejak akhir 80-an, karena digantikan oleh armada truk.
Semoga Bermanfaat.
Salam matan Kota 1000 Sungai,
Banjarmasin nan Bungas!