Kelak, sejarah mencatat kecelakaan pesawat haji Indonesia kali ke-2 di Srilanka ini menewaskan, 170 jamaah haji, 8 awak kabin dan 5 awak kabin cadangan, menyisakan 32 penumpang luka berat dan 47 lainnya selamat, salah satunya Hajjah Sukaesih dan suami.
Haji KolomboÂ
Sebenarnya, bukan saja Hajjah Sukaesih saja yang selalu terkenang peristiwa mengharukan tersebut, setiap tiba bulan haji di setiap tahunnya, tapi juga korban selamat lain yang sampai sekarang masih hidup, berikut keluarganya. Begitu juga dengan keluarga korban meninggal yang tentunya tidak akan begitu saja melupakan orang-orang tercinta yang meninggal dalam peristiwa kecelakaan di Kolombo, Srilanka tersebut meskipun telah berlalu lebih sari 4 dekade silam.
Baca Juga : Â "Umur Kada Babau", Konsep Waktu ala Urang Banjar Inspirasi Berhaji Selagi Muda!
Khusus bagi masyarakat Kalimantan Selatan, bahkan "tragedi" ini sudah dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari sejarah ber-hajinya Urang Banjar. Tidak hanya sekedar mengenang dan mendoakan semua korban di setiap bulan haji tiba, tentu juga mengambil semua ibrah dan hikmah yang hadir sebagai "pelajaran mahal" bagi kita semua, terutama para calon jamaah haji yang setiap tahunnya beruntung mendapat undangan langsung dari Allah SWT untuk berhaji.
Haji Kolombo memang bukanlah nama orang, tapi semacam sebutan atau "gelar" yang disematkan Urang Banjar kepada para jamaah haji asal Kalimantan Selatan yang selamat dari tragedi jatuhnya pesawat haji Indonesia di Sri Lanka tahun 1978.
Sedangkan para jamaah meninggal yang semua jenazahnya juga di pulangkan ke Kalimantan Selatan, mereka digelari sebagai para syuhada dan semuanya dimakamkan di pemakaman para syuhada haji yang lokasinya di samping taman makam pahlawan, Landasan Ulin, Kota Banjarbaru. Dari total jamaah haji asal Kalimantan Selatan yang menjadi korban, hanya37 korban yang teridentifikasi. sisanya  yang tak lagi dikenali dimakamkan di 4 lubang ukuran 6 x 2,5 meter.
Lokasi pemakaman para syuhada ini lokasinya cukup strategis, sehingga sangat mudah ditemukan dan  dijangkau dari arah manapun. Lokasinya berada persis di depan akses " keluar masuk"  terminal lama Bandara Syamsoedin Noor Banjarbaru, Kalimantan Selatan ke arah Kota Banjarmasin, karena posisinya di sebelah kiri jalan.
Di komplek pemakaman ini juga dibangun monumen berbentuk ekor pesawat, bertuliskan nama-nama korban, rancangan Haji Moenirul Wathani, yang saat itu menjabat sebagai kepala bagian Cipta Karya, Kanwil PU Kalimantan Selatan yang istri dan beberapa kerabatnya juga menjadi korban kecelakaan di Kolombo, kecuali putrinya Hajjah Murti yang selamat.
Semoga, 2 kali tragedi pesawat haji Indonesia era 70-an di Srilanka tidak akan pernah terulang lagi, selamanya. Amin.