Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kronik 2 Lebaran, Lorong Waktu Mengabadikan Kuliner Tradisional Nusantara

10 Mei 2023   20:19 Diperbarui: 10 Mei 2023   20:22 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebaran tahun 2023 ini, saya ber-Idul Fitri pada tanggal 21 April dan itu artinya sehari lebih dulu dari lebaran saudara-saudara kita yang lain. Ini identik dengan lebaran saya pada 1992 silam.

Di malam takbiran, warga komplek tempat saya tinggal memilih memanggang itik, kuliner khas dan legendaris di kota ini. 

Bagi yang sudah takbiran, itik panggang ini bisa untuk makan malam, bahkan untuk sarapan besok pagi sebelum berangkat shalat Ied. Sedangkan bagi yang besok masih berpuasa, bisa untuk lauk makan sahur. Akur kan! Paginya, saya shalat Ied di Lapangan tenis di salah satu sudut kota yang terkenal dengan landmark patung itiknya ini. Hayo ada yang tahu nggak, kira-kira Kota mana yang saya maksud?

Siangnya, saya mudik ke Banjarmasin naik taksi, sebutan untuk angkot dan angkutan umum sejenis minibus di Kalimantan Selatan. Taksi langganan saya ini bisa antar jemput sampai ke rumah, setiap saya pulang ke Banjarmasin atau sebaliknya. Menariknya mudik siang itu, di sepanjang perjalanan sekitar 5 jam, kami ditemani Radja, band yang didirikan duo kakak beradik Urang Banjar  Ian Kasela dan Moldy. Uniknya, Mang Adul si sopir taksi lebih suka dengan lagu-lagu Radja yang berbahasa Banjar, seperti Paris Barantai, Uma Abah, Ampar-ampar Pisang dan lainnya. Ada yang pernah dengar lagunya?


Dalam perjalanan yang akan melewati 6 kota dan kabupaten ini, biasanya Mang Adul juga mengajak kita untuk mampir di rumah makan dan pusat oleh-oleh untuk mengisi perut dan juga berburu buah tangan untuk keluarga. Keluarga saya suka dengan camilan asli dari Hulu Sungai seperti  pisang rimpi Binuang, apam Barabai dan juga dodol Kandangan. Sedangkan untuk mengisi perut, saya pasti memilih kuliner berkuah kaldu kesukaan saya, seperti Katupat Kandangan atau Soto Banjar.

Menjelang Maghrib, akhirnya saya bisa menginjakkan kaki di Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas! Senyum manis istri saya dan keriuhan anak-anak yang berebut mencium tangan saya plus aroma khas Soto Kuin yang menguar dari dalam rumah saat pintu terbuka benar-benar sanggup meluruhkan semua lelah dan letih saya.


Apalagi ketika di dalam rumah, terlihat betapa cantik dan harumnya aneka olahan wadai Banjar kesukaan saya sudah terhampar diatas meja makan, ada bingka barandam, kue lam, sari India dan lain-lainnya. Alhamdulillah! 

Istri saya memang paling tahu makanan kesukaan saya he...he...he...! Tidak itu saja, untuk menu lebaran ke-2 besok, ternyata istri saya sudah mempersiapkan beberapa pilihan kuliner Banjar yang wajib saya pilih salah satunya untuk dimasak. Sambal-nya, sebutan bumbu ala Urang Banjar sudah dibeli di Pasar Gambut, seperti bistik daging, lontong tampusing, Selada Banjar dan Katupat Batumis. Pilih yang mana ya?

Semoga bermanfaat!

Salam matan Kota 1000 Sungai,
Banjarmasin nan Bungas!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun