Tradisi maiwak atau menangkap ikan secara tradisional ala Urang Banjar, merupakan salah satu kearifan lokal masyarakat suku Banjar di Kalimantan Selatan dan juga para diaspora-nya, sebagai warisan dari budaya sungai-rawa yang  telah menjadi identitas komunal Suku Banjar sejak berabad-abad silam.
Sebagai tradisi yang dilestarikan secara turun-temurun, sampai saat ini masih ada beragam teknik atau cara menangkap ikan tradisional ramah lingkungan yang masih eksis dipertahankan untuk berburu berbagai jenis ikan dan juga biota air tawar lainnya oleh masyarakat sehari-harinya.
Ada teknik maunjun atau memancing, mamair, yaitu teknik memancing ikan gabus/tauman menggunakan joran bambu sepanjang 5 meteran dengan anak kodok sebagai umpan dan anak itik sebagai pemantik emosi ikan gabus/tauman. Berikutnya ada mambanjur, yaitu memancing ikan tapi dibiarkan semalaman. Selain itu ada juga teknik manyundak, malunta, malukah, maringgi, manangguk dan lain-lainnya.
Uniknya, beragam teknik maiwak ini, selain dipakai berburu ikan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik untuk kebutuhan lauk pauk, diternakkan lagi agar lebih besar atau memang sengaja untuk bapanduk (bhs. banjar : barter) dengan produk lain atau dijual lagi untuk memenuhi kebutuhan lainnya, banyak juga diantaranya yang dijadikan sebagai media Chill and Heal yang efektif dan efisien, mudah  dan murah tapi fresh-nya mewaaaaaaah! Ini yang bikin kita semua Bangga Berwisata di Indonesia.
Hayoooo siapa yang suka Chill and Heal dengan memancing di kolam pemancingan berbayar? Nah kalau di Banjar refreshing semacam itu gak perlu bayar! Tapi malah bisa dapat duit...he...he...he...
Memang sih, masing-masing teknik maiwak diatas sebagian besar membutuhkan skill dan felling yang biasanya semakin terasah berkat "jam terbang"...eh maksudnya jam maiwak! Biasanya semakin lama jam maiwak, maka semakin tinggi dan kuat juga skill dan felling-nya dalam menemukan dan mendapatkan spot-spot ikan buruan.
Baca Juga: Â Menikmati Microcation di "Kampung Bidadari", Likupang
Tapi jangan kuatir, kita punya satu teknik maiwak yang relatif cukup mudah, sederhana, tidak perlu skill khusus, sehingga sangat ramah pemula dan tentunya juga ramah lingkungan, tapi tetap asyik untuk Chill and Heal, yaitu maiwak dengan cara malukah tapi menggunakan tampirai bukan lukah atau bubu.
Â