Bahan utama untuk membuat bubur ini adalah  sagu randang, yaitu olahan dari tepung sagu yang dibentuk bulat-bulat kecil mirip sekali dengan bahan bubur sagu mutiara, tapi sedikit lebih kasar dan berwarna kecoklatan. Ketika matang mulai cenderung berwarna bening kecoklatan.
Untuk penyajiannya, bubur randang yang bercitarasa manis gula merah atau gua aren ini akan lebih nikmat jika dicampur dengan gurihnya santan dan didinginkan sebentar di lemari pendingin atau dengan ditambahkan sedikit es batu.
2. Bubur Gunting
Bubur manis khas Banjar berikutnya adalah bubur gunting. Meskipun namanya bubur gunting tapi bukan berarti bubur ini dibuat dari gunting lho ya! Bubur manis legend ini juga berbahan dasar dari sagu.
Karena untuk membuat isian utama  bubur ini dengan cara digunting, maka bubur ini disebut bubur gunting atau ada juga yang menyebutnya sebagai bubur sagu gunting, bahkan ada juga yang menyebutnya sebagai kolak sagu gunting, karena kuah dari bubur ini memang relatif mirip dengan kuah kolak yang manis gurih dan tentunya enak banget!
3. Bubur Hintalu Karuang
Bubur yang satu ini namanya memang  paling unik dibanding dengan yang lainnya. Hintalu Karuang jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah telur (burung) Karuang.
Nama ini merujuk pada isian utama bubur berbahan beras ketan yang dibentuk bulat-bulat sebesar kelereng yang konon sangat mirip dengan telur burung karuang atau dalam dunia burung nasional lebih dikenal sebagai burung trucukan, sejenis burung cucak-cucakan yang banyak hidup di hutan-hutan Kalimantan.
Di Jawa, ada juga bubur sejenis ini tapi bulatan isinya sedikit lebih besar dan biasa di sebut sebagai jenang grendul atau ada juga yang menyebut sebagai bubur candil. Hanya saja, kuah manis gurih campuran dari santan dan gula merah pada bubur Hintalu Karuang langsung dicampur dengan isiannya sedang pada bubur Candil biasanya disiramkan ketika mau dihidangkan atau disantap.
4. Bubur Baayak
Nama bubur baayak ini diambil dari cara mengolah bahan utamanya, yaitu semacam cendol yang terbuat dari adonan tepung beras yang diayak atau disaring dengan saringan layaknya parutan kelapa dengan lobang yang lebih besar, persis seperti cara membuat cendol.