Menurut Cak Mat, sangat jarang sekali pembeli mengikuti aturan menu dan harga porsian yang sebenarnya sudah ditentukan . "Inilah seninya menjajakan Bakwan keliling, Mas! Beli Lima ribuan-pun juga saya layani", Kata Cak Mat.
Banyak pengalaman unik yang dialami Cak Mat, selama menjajakan Bakwan Malang di Banjarmasin, salah satunya katanya paling nggak bisa lupa adalah terkait penyebutan pentol halus.Â
Beberapa pembeli selalu menolak terus jika ditawari pentol halus. "Kenapa Ya? Bingung saya, Mas" Kata Cak Mat. Saya langsung tertawa mendengar keluhan Cak Mat terkait pentol halus-nya yang selalu ditolak oleh pembeli.
Saya bilang ke Cak Mat "Cak Mat, dalam bahasa Banjar, kata halus itu artinya kecil. Jadi, kalau menawari pentol halus pasti ditolak karena dikira Cak Mat menawari pentol berukuran kecil".Â
"Makanya, Â Cak Mat harus segera belajar bahasa Banjar! Biar nggak sering salah paham", Saran saya pada Cak Mat yang membuatnya senyum-senyum sendiri.
Tidak hanya itu! Istilah Bakwan Malang yang tertulis di rombong pikulan-nya ternyata juga berpotensi menimbulkan kesalah pahaman masal. Karena di Banjarmasin, kata bakwan artinya gorengan yang di Jawa disebut Ote-Ote, Heci atau Hongkong, makanya ketika membaca Bakwan Malang dikiranya menjual gorengan dari Malang.
Terkait pemahaman antara Bakso Malang dan Bakwan Malang, ternyata di Banjarmasin juga sangat sering ditanyakan oleh para pelanggannya dan biasanya, ini menjadi quality time bagi Cak Mat untuk mengedukasi pasarnya dengan memberi penjelasan sedetail mungkin tentang Bakwan Malang yang sejatinya ya Bakso versi Orang Malang.Â
Menurut saya, Bakwan Malang-nya Cak Mat dan konglomerasinya ini, isiannya relatif lengkap, ada pentol halus, pentol kasar, Siomay basah, siomay goreng, tahu bakso dan mie kuning yang dibentuk bulat.
Kalau soal rasa, menurut saya taste kuah Bakwan Malang Cak Mat memang sedikit berbeda dengan Bakwan Malang yang taste-nya sudah ada di alam bawah sadar saya sejak puluhan tahun silam, maklum  aktivis penikmat kuliner berkuah kaldu he...he...he....