Jika menyebut nama buah Bilungka Batu atau Belungka Batu sepertinya banyak masyarakat nusantara yang tidak familiar dengannya, kecuali Urang Banjar dan masyarakat Dayak, apalagi dengan sebutan "Bilungka Rakah" atau "Bilungka Masak"? Kalau Timun Suri?
Nah ini dia, kalau nama buah timun suri, saya yakin banyak masyarakat yang tahu dengan buah yang masih keluarga buah labu-labuan (Cucurbitaceae) tersebut. Di Banjarmasin dan Kalimantan Selatan, buah timun suri lebih populer disebut sebagai Belungka Batu.Â
Buah yang semestinya bisa tumbuh di sepanjang musim ini, kenyataannya hanya muncul di pasaran di sekitar bulan Ramadhan saja dan akan lenyap tak tersisa pada musim-musim setelahnya. Tidak heran jika di Kota 1000 Sungai, buah ini lebih dikenal sebagai buah ramadan.
Baca Juga : Â Menikmati Microcation di "Kampung Bidadari", Likupang
Salah satu keunikan dari buah bilungka Batu jni, meskipun mengandung beragam nutrisi seperti asam linoleat, vitamin A, vitami C, kalium, potasium, magnesium yang berkhasiat baik untuk tubuh, serta bau harum yang selalu merangsang indra penciuman, tapi citarasa daging buahnya  cenderung hambar, meskipun telah masak!Â
Karenanya, buah ini lebih cocok menjadi campuran untuk es buah daripada sebagai buah hidangan yang bisa langsung dikonsumsi layaknya buah lainnya.Â
Tahukah anda, minuman tradisional Es Bilungka Batu tanpa campuran, merupakan sajian favorit Urang Banjar untuk berbuka puasa! Bahkan, es bilungka batu ini juga biasa menjadi satu-satunya "pembuka" puasa sebelum dilanjut makan berat setelah shalat Maghrib.
Umumnya, Urang Banjar hanya menambahkan sirup, susu dan es batu secukupnya saja untuk menambah segar dan nikmatnya citarasa es bilungka batu dan itu pastinya murah dan mudah banget!
Selain cara mengolahnya yang mudah, buah ini harganya juga jauh lebih murah bila dibanding buah-buah keluarga timun lainnya. Tidak heran jika kemudian, buah dan juga olahan dari buah ini, menjadi salah satu legenda Ramadan yang sebisa mungkin harus ada di meja berbuka puasa.
Dari sinilah asal mulanya kemunculan buah Belungka Batu di lapak-lapak penjual buah di pinggiran jalan Kota 1000 Sungai, selalu identik dengan (segera datangnya) bulan Ramadhan, begitu pula kepergiannya!
Baca Juga : Â "Wadai-wadai" Legit Pembuka Puasa Urang Banjar
Sayangnya, meskipun sang legenda ini selalu melimpah di seputar bulan Ramadan, inovasi diversifikasi produk untuk olahan yang lain masih belum ada, sehingga sebagian besar petani lebih memilih untuk bersikap pragmatis saja dengan hanya menanam buah Bilungka batu ketika permintaan sedang memuncak di seputar bulan Ramadhan saja.
Di seputar bulan Ramadhan seperti sekarang yang berjualan buah bilungka batu ini tidak hanya penjual buah reguler saja, tapi banyak juga pedagang buah dadakan yang datang langsung dari daerah Kabupaten Tapin (sekitar satu jam perjalanan dari Banjarmasin) yang menjajakan sang legenda, si buah Ramadhan di pinggir-pinggir jalan protokol di Kota Banjarmasin dan sekitarnya dengan menggunakan mobil pick-up atau gerobak-gerobak khusus buah yang bisa dipindah-pindah sesuai kebutuhan setiap saat.
Semoga Bermanfaat!
Salam matan Kota 1000 Sungai,
Banjarmasin nan Bungas!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI