Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tren Outfit Jersey Bola di Masjidil Haram, Makkah

10 April 2023   23:31 Diperbarui: 10 April 2023   23:34 1108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shalat Berjamaah di Masjidil Haram | @kaekaha

Itu artinya, sebelum gembar-gembor "modernisasi Arab Saudi", demam industri sepakbola sudah merambah dunia Arab, khususnya Arab Saudi yang saat itu sebenarnya masih dalam pengaruh budaya Islam konservatif yang begitu kuat, apalagi seperti yang kita ketahui dua kota suci ini tergolong forbidden city.

"Steven Gerrard" Selesai Shalat di Masjidil Haram | @kaekaha

Fakta ini jelas sesuatu yang luar biasa, mengingat konservatifnya Arab Saudi saat itu!  Karena kita semua memahami, memakai outfit yang banyak gambar apalagi tulisan besar di punggung seperti Jersey bola dianggap "mengganggu" jamaah shalat berjamaah yang ada di belakangnya! Tidak hanya itu, nama-nama bintang bola di punggung yang notabene bukan muslim juga dianggap sebagian ulama (Saudi Arabia) sebagai bentuk kecintaan berlebihan kepada makhluk dan ini jelas diharamkan.

Tapi itulah fakta outfit kekinian, khususnya anak-anak muda Arab Saudi dan sepertinya kita juga. Mereka tidak hanya memakainya ketika bermain bola atau berolahraga saja, tapi juga banyak yang memanfaatkannya sebagai outfit untuk shalat berjamaah 5 waktu, shalat taraweh, membaca Alquran, berdoa bahkan juga saat tawaf mengelilingi Kabah di masjidil Haram.

Baca Juga: Terpesona Desain Unik dan Nyentrik Masjid Bambu Kiram di Kalimantan Selatan

Dunia memang akan terus berputar, bergerak dan berubah, begitu juga dunia Arab, termasuk juga masyarakat di 2 kota suci Makkah dan Madinah. Semoga keterbukaan mereka menerima budaya dari luar tidak serta merta mengganggu keimanan dan proses ber-iman semua umat Islam kepada Allah SWT, serta tetap bisa menyelaraskan diri dengan tuntunan Islam dalam Alquran dan As Sunnah. Wallahu A'lam Bish-shawabi.

Semoga Bermanfaat!

Salam matan Kota 1000 Sungai,
Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun