Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Tetap Sehat dan Bugar Saat Puasa Ramadan

6 April 2023   23:00 Diperbarui: 6 April 2023   23:03 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ikan Sumber Protein Hewani | @kaekaha

Bulan Ramadan Bulan Kesehatan

Dalam sebuah kajiannya, penceramah kondang Ustadz Khalid Basalamah pernah menyampaikan sebuah hikmah terkait kesehatan di saat menjalani puasa Ramadan.

"Seandainya badan kita ini robot, pastilah sudah rusak hanya beberapa saat saja setelah beroperasi. Bagaimana tidak, kita makan makanan yang panas, minum minuman yang dingin di waktu yang bersamaan, juga makan makanan yang pedas, asin, manis, dan asem cenderung sembarangan".

Baca Juga:  Merindu Ramadan, "Kurikulum Langit" Penuntun Fitrah Manusia

"Beruntungnya, tubuh kita bukan robot dan luarbiasanya, Allah SWT sebagai pencipta dengan tegas telah menyebutkan bahwa tubuh kita ini diciptakan dengan sempurna (QS. At-Tin : 4). Tidak hanya itu, Allah SWT juga telah menyediakan fasilitas, sebuah metode perbaikan sistem kerja dalam pencernaan tubuh kita, secara kontinyu dalam periode waktu  tertentu yang kita kenal sebagai puasa ramadan". Keren kan!?

Puasa Ramadan selama sebulan penuh yang diwajibkan Allah SWT kepada para mukmin (QS. Al Baqarah : 183), sejatinya sebuah sistem yang disiapkan Allah SWT untuk menservis sistem kerja dalam pencernaan di badan kita, setelah selama 11 bulan sebelumnya dipekerjakan non stop untuk mengonsumsi secara bebas berbagai jenis makanan.

Hasil dari proses perbaikan atau servis dari sistem mekanis pencernaan kita dengan cara berpuasa selama sebulan penuh, bisa dilihat pasca menjalani puasa ramadhan. Apabila pasca ramadan, baru makan beberapa suap sudah merasa cukup, itu salah satu tanda keberhasilan proses perbaikan sistem mekanis pencernaan dalam lambung kita. Wallahu a'lam Bish-shawabi. 

Puasa Ramadan sangat bermanfaat untuk kesehatan kita dan fakta itu juga sudah dibuktikan oleh sains modern, itu artinya dengan menjalankan ibadah puasa secara benar, tidak hanya menjadi ajang pembuktian keimanan kita terhadap Allah SWT saja, tapi secara kodrati memang kita butuhkan dalam rangka "servis tahunan" beberapa rangkaian sistem yang bekerja didalam tubuh kita, salah satunya sistem pencernaan kita. 

Baca Juga:  Kaizen untuk Kebutuhan Belajar Al Quran yang Lebih Baik

Dan hasil servis tahunan ini bisa lebih maksimal jika kita mengimbanginya dengan perilaku hidup sehat, setidaknya dengan menerapkan  "konsep 3 cukup" berikut, yaitu menjaga asupan makanan yang sehat sesuai kebutuhan, istirahat cukup dan juga tetap rutin berolahraga secukup dan semampu fisik kita masing-masing. Berikut ulasan lengkapnya!

Ikan Sumber Protein Hewani | @kaekaha
Ikan Sumber Protein Hewani | @kaekaha

Cukup Asupan Makanan  Sehat

Pada dasarnya, kebutuhan asupan makanan tiap individu berbeda-beda, termasuk saat bulan puasa. Tergantung dari usia, jenis kelamin, tinggi badan, aktivitas fisik, kondisi kesehatan, dan lain-lain. 

Karena itu, pastikan makanan yang kita konsumsi untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi selama menjalani ibadah puasa ramadan sesuai dengan kebutuhan, tidak kurang maupun berlebih karena keduanya sama-sama bisa memicu penyakit. Selain itu, makanan juga harus halal, baik dari jenisnya, cara mendapatkannya, maupun proses pengolahannya.

Pemilihan asupan makanan yang baik dimulai saat sahur. Saat sahur disarankan mengonsumsi makanan dari karbohidrat dengan indeks glikemik yang lebih rendah dengan jumlah yang sesuai kebutuhan. Seperti nasi beras merah atau roti gandum dan perbanyak konsumsi sayur dan buah untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan serat, juga asupan kaya protein seperti ayam, ikan atau telur.

Baca Juga:  Sedapnya "Lempeng Mie Karih Daging" Khas Urang Banjar, Mau?

Sedangkan untuk buka puasa, sesuai sunnah Rasulllah SAW, kita dapat mengawali dengan buah kurma dengan jumlah ganjil atau dengan air putih. Kurma adalah sumber serat yang baik. Setelah itu lengkapi dengan asupan gizi yang seimbang mengandung protein, serat, vitamin, dan mineral dalam bentuk lauk-pauk, sayur-mayur dan buah-buahan. 

Selain itu, di bulan puasa, kita juga harus menjaga agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik dengan tetap mengonsumsi air putih minimal delapan gelas sehari, dengan komposisi 2 gelas saat berbuka, 4 gelas di malam hari, dan 2 gelas saat sahur atau bisa juga dengan mengonsumsi makanan berkuah seperti sup atau dengan mengonsumsi buah yang mengandung air. Sebab, kekurangan cairan atau dehidrasi bisa memicu sakit kepala, kelelahan hingga sulit berkonsentrasi.

Sayur Daun dan Bunga Waluh | @kaekaha
Sayur Daun dan Bunga Waluh | @kaekaha

Rasulullahpun Berolahraga!

Menunaikan ibadah puasa secara baik dan benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW, pasti mengantarkan kita pada derajat ketakwaan terbaik di sisi-Nya.  Di bulan Ramadan, Rasulullah SAW tidak hanya memaksimalkan amaliyah ruhani semata, tapi  juga tetap "adil" memberikan hak ragawinya dengan tetap berolahraga secara teratur, cukup dan berimbang.

Berdasarkan periwayatan beberapa hadis sahih, Rasulullah paling suka aktifitas jalan kaki, memanah, anggar, gulat, berenang, dan berkuda. Sayangnya, memang belum ditemukan penjelasan spesifik, apakah selama menjalankan ibadah puasa beliau  juga berolahraga!? Tapi jika membaca track record sifat dan kebiasaan baliau yang tidak pernah melewatkan aktifitas apa saja yang memberi manfaat bagi diri dan orang lain, bukan hal mustahil jika Rasulullah SAW tetap berolahraga  dengan porsi cukup saat bulan ramadan.

Baca Juga:  Kaizen untuk Kebutuhan Belajar Al Quran yang Lebih Baik

Luar biasanya, ilmu kesehatan modern juga telah membuktikan besarnya manfaat berolahraga cukup saat beribadah puasa.
Menurut  dr Michael Triangto, SpKO, Praktisi kesehatan olahraga dari Slim and Health Sports Therapy, waktu terbaik berolahraga saat puasa adalah pada sore hari menjelang waktu berbuka, ini untuk menghindari efek berlebih dari afterburn effect atau EPOC (Excess of Post Exercise Oxygen Consumption), yaitu aktivitas pembakaran kalori pasca beraktivitas/berolahraga ketika tubuh menuju fase istirahat yang bisa menyebabkan dahidrasi. Tapi kalau mau berolahraga pagi, tetap boleh dilakukan, asal dilakukan secara terukur ya!

Peregangan dengan Kayang | @kaekaha
Peregangan dengan Kayang | @kaekaha

Intinya, kita harus bisa menakar sendiri beban dan durasi aktifitas olahraga yang kita lakukan agar efektif untuk menjaga kebugaran, sekaligus tidak menggangu daya tahan fisik kita selama menjalani puasa sampai datang waktu berbuka. Umumnya, ini berbanding lurus dengan kebiasaan, kebutuhan dan kemampuan olah raga kita sehari-hari.

Riilnya, untuk menerapkan konsep dr Michael Triangto, SpKO di atas, di pagi hari kita bisa memulai olahraga dengan jalan kaki berkeliling komplek atau mungkin sambil belanja sayur dan kebutuhan lainnya di pasar dekat rumah. Aktifitas ini efektif untuk memperlancar peredaran darah, sekaligus membakar kalori, sehingga metabolisme tubuh tetap berjalan baik tanpa harus mengeluarkan tenaga berlebihan.

Baca Juga:  Jejak Diplomasi Film Religi Membumikan Islam yang Rahmatan Lil Alamin

Untuk sore hari, kurang lebih tetap sama, hanya saja  karena sudah mendekati waktu berbuka puasa, kalau memang sudah terbiasa dan dirasa sanggup, boleh juga level bebannya sedikit dinaikkan. Hanya saja sekali lagi, paling amannnya tetap ambil porsi olahraga secukupnya saja, ya!

Semoga Bermanfaat!

Salam Matan Kota 1000 Sungai,
Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun