Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Buah Labu dan "PesanNya yang Menakjubkan" pada Perjalanan Kenabian Dzu Nun

30 Maret 2023   22:09 Diperbarui: 30 Maret 2023   22:16 7110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Daun dan Bunga Waluh | @kaekaha
Daun dan Bunga Waluh | @kaekaha

Dalam kamus per-wadaian Urang Banjar  ada beberapa model atau cara mengolah kue. Ada aneka wadai paisan (bhs.banjar ; pepes) yang dibungkus daun pisang, ada yang dipanggang/dibakar, ada juga yang di sumap atau dikukus. Naaah...kebetulan,  olahan wadai Banjar yang berbahan waluh ini juga ada dalam beberapa model olahan tersebut.

Wadai dari bahan labu yang dipais atau di pepes itu biasa disebut sebagai pais waluh, sedangkan kue waluh yang dipanggang/dibakar namanya "bingka waluh", nah kalau yang di sumap atau dikukus macamnya lebih banyak, ada hamparan tatak yang mirip kue nogosari dari Pulau Jawa tapi tidak dibungkus pisang, ada juga kue talam, lumpur dan lain-lainnya.

Tinutuan dengan Labu Kuning | @kaekaha
Tinutuan dengan Labu Kuning | @kaekaha

Sedangkan untuk teman makan berat, daging buah waluh juga biasa diolah menjadi sayur baik sayur bening dengan dicampur dengan bayam, maupun sayur santan (mirip lodeh tapi tidak pedas) dengan tambahan daun muda plus bunganya yang berwarna kuning cerah. Komposisi daun muda, bunga dan juga daging buah waluh ini juga menjadi andalan keluarga saya saat memasak tinutuan alias bubur Manado, kuliner yang dibawa leluhur istri saya dari kampung halamannya di kawasan tanduk Pulau Sulawesi.


Semoga Bermanfaat!

Salam Matan Kota 1000 Sungai, 
Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun