Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

"Orkes Gitar Mama" dan Sepenggal Kisah Konservasi ala Desa Bahoi yang Menginspirasi

11 November 2022   23:21 Diperbarui: 11 November 2022   23:26 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyusuri teduhnya hutan bakau Desa Bahoi | @kaekaha

Begitu juga dengan cara memainkannya yang tidak kalah unik! Untuk membunyikan dawainya bukan dipetik atau digesek, tapi dengan cara di pukul dengan sebilah tongkat, begitu juga untuk mengatur nada pada fretboard, juga harus menggunakan sebilah kayu  untuk menekan dawai yang juga berukuran raksasa tersebut.

Instrumen Gitar Mama | @kaekaha
Instrumen Gitar Mama | @kaekaha

Nama "gitar mama", konon  merujuk pada "ukuran raksasa" instrumen yang secara sekilas mirip dengan kontra bass atau double bass yang lazim  dipakai orkes kerocong tersebut. Ukurannya yang jauh lebih besar dibanding gitar-gitar lain dianalogikan sebagai "ibu atau mama" dari gitar lain. Tapi ada juga lho yang menyebut karena bodinya yang seperti bodi mama-mama...!? Waduh, menurut kamu kira-kira mana ya yang pas?

Sebagai penikmat musik sekaligus pecinta budaya Nusantara, saya sangat berharap suatu saat nanti bisa melihat Desa Wisata Bahoi bisa berkolaborasi dengan berbagai pihak termasuk Adira Finance,  menggemakan Festival Kreatif Lokal dengan tema spesifik, seperti festival parade Orkes Gitar Mama, Masamper atau malah Festival Kuliner Bahoi. Identik bukan dengan adira.id/e/fkl2022-blogger ?

Romantika senja Pantai Desa Bahoi | @kaekaha
Romantika senja Pantai Desa Bahoi | @kaekaha

Setelah puas menjelajah daratan Bahoi, bagi penikmat wisata bawah air  bisa melanjutkan petualangan di perairan Bahoi yang juga tidak kalah mempesona. Di sini pengunjung bisa berkeliling hutan bakau dari sisi laut, termasuk memancing ikan dan melakukan aktifitas olahraga air lainnya seperti  snorkeling, diving dan lainnya dengan peralatan lengkap yang sudah disediakan sepaket dengan perahu oleh pengelola.

Masih banyak yang belum mengetahui, kalau perairan Bahoi yang jernih dan cenderung berarus tenang merupakan jalur reguler migrasi dari kawanan dugong atau ikan duyung (Dugong dugon).

Begitu juga dengan cantiknya surga wisata bawah air seluas sekitar dua hektare di seputaran  Daerah Perlindungan Laut (DPL), sebuah area konservasi terumbu karang super cantik  yang diinisiasi masyarakat dengan bimbingan serta supervisi dari pemerintah serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang konon masih perawan lho!.

Tapi, meskipun boleh di kunjungi, taman terumbu karang ini sangat dilindungi dan dijaga secara ketat oleh masyarakat dengan ketetapan pengelolaan, termasuk rincian berbagai sanksi  bila ada pelanggaran baik oleh wisatawan atau masyarakat setempat, diatur secara tegas dalam sebuah Peraturan Desa (Per Des) Daerah Perlindungan Laut (DPL). Keren kan? 

Yuk, ambil pelajaran yang baik dan berguna dari Bahoi...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun