Mbok Yo Sing Full Senyum Sayang
Ben aku soyo tambah sayang
Bagi penikmat atau mungkin pengamat lagu-lagu pop berbahasa Jawa kekinian, apalagi yang suka main tik tok atau instagram rells, semestinya tidak asing dengan dua baris lirik dari lagu yang dipopulerkan oleh Evan Loss yang sekarang sedang sibuk-sibuknya wira-wiri di berbagai platform media sosial sebagai backsound atau lagu latar.
Pilihan nada-nadanya yang easy listening hingga mudah dikenali sekaligus dinikmati, dipadu dengan aransemen yang relatif ringan dengan efek menyenangkan ala-ala musik pop travelling yang sekarang juga menjadi tren yang sedang hangat-hangatnya di media sosial, menjadikan lagu berjudul Full Senyum Sayang ini menemui takdirnya menjadi viral di berbagai platform media sosial.
Tidak hanya itu, pilihan diksi pada lirik lagu ini juga punya kekuatan tersendiri, tidak hanya sekedar unik-asyik dan menggelitik, karena bisa memadukan kosakata dari tiga bahasa berbeda sekaligus, Jawa, Inggris dan Indonesia dengan apik, khas lirik lagu-lagu anak muda jaman sekarang, tapi juga menyimpan sebuah pesan kebajikan yang sangat dahsyat lho! Apakah itu?
Dahsyatnya Senyuman
Langsung dibuka dengan ajakan untuk tersenyum (yang tulus), "mbok yo sing full senyum sayang" dan dilanjut dengan efek kausalitasnya "ben aku soyo tambah sayang", lirik reffrain ini serasa menyindir kita semua untuk kembali mengingat, sebentuk keajaiban di seputar kehidupan kita yang secara tradisi sebenarnya telah mendarah daging, tapi sayangnya belakangan ini seperti kita lupakan dan kesampingkan!
Dialah praktik kebajikan sederhana yang mudah dan murah, hingga semua orang semestinya bisa melakukannya, kapan saja, dimana saja dan kepada siapa saja. Itulah dahsyatnya senyuman yang tulus-ikhlas!
Seperti kita pahami bersama, bagi masyarakat nusantara yang dikenal luas oleh dunia sebagai entitas berbudaya ketimuran yang identik dengan keramah tamahannya, senyum, senyuman dan atau tersenyum sebagai cirikhas atau identitas yang melekat, tentu telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari praktik kehidupan masyarakat.Â
Sebagai bahasa universal, "senyum" merupakan sebuah keniscayaan bagi masyarakat nusantara yang heterogen. Selain Bahasa Indonesia, sepertinya memang hanya senyum tulus yang bisa menjadi jembatan "instant" terbaik dalam membangun komunikasi dan interaksi, sekaligus persatuan beragam suku dan budaya di nusantara.
Karenanya, tidak heran jika masyarakat nusantara selalu menjadikan "budaya tersenyum " sebagai bagian dari mata pelajaran pendidikan karakter dan budi pekerti dalam "kurikulum besar" tradisi dan budaya yang sejak dini secara informal telah diajarkan turun-temurun dari generasi ke generasi melalui konsep keteladanan dengan contoh-contoh nyata yang dipraktikkan secara langsung dalam aktifitas kehidupan sehari-hari.