Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Frasa "Turun Bagawi", Jejak Arsitektur Rumah Urang Banjar di Masa Lalu

26 Juli 2022   22:57 Diperbarui: 29 Juli 2022   03:17 1633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangga Rumah (panggung) Adat Banjar | @kaekaha

"Luh, laki ikam turun bagawikah? 
Rumah pina sunyi lalu!?"

Itulah dialog yang terjadi pagi tadi di teras rumah, antara isteri saya dengan Acil Inur, penjual aneka wadai (kue;bahasa Banjar) yang setiap pagi selalu singgah ke rumah untuk menawarkan jaring tahi lala alias olahan jengkol manis khas Urang Banjar yang dijajakannya keliling kampung.

Secara harfiah, dialog diatas bisa diartikan sebagai berikut, 

"Luh ( kependekan dari kata Galuh, panggilan untuk anak perempuan khas Suku Banjar), suamimu pergi kerja?"

"Kok rumahmu sunyi sekali"

Saya yang secara tidak sengaja dan sekilas saja mendengar percakapan tersebut, justeru tertarik dengan salah satu frasa unik dalam bahasa Banjar yang di ucapkan Acil Inur, "turun bagawi". 

Turun dalam Kamus Bahasa Banjar | @kaekaha
Turun dalam Kamus Bahasa Banjar | @kaekaha

Dalam bahasa Banjar, kosakata bagawi artinya bekerja, sedangkan kata turun sebenarnya mempunyai arti yang sama dengan arti dalam bahasa Indonesia, tapi uniknya dalam pemanfaatan sehari-hari kosakata turun ini bila diikuti dengan kata bagawi dan membentuk frasa, maka maknanya berubah.

Frasa "turun bagawi" seperti kalimat Acil Inur diatas bisa dimaknai sebagai  pergi atau berangkat. Varian frasa lainnya yang setingkat adalah "turun sakulah" (sekolah;bahasa Banjar). Misalkan dalam kalimat "anak ikam kada turun sakulah kah?" yang bisa dimaknai sebagai "anakmu tidak berangkat sekolah?"

Uniknya lagi, dalam percakapan sehari-hari, khususnya untuk percakapan non formal, frasa "turun bagawi" atau "turun sakulah" ini penyebutannya lebih sering tidak utuh atau tidak lengkap, hanya disambat atau disebut bagian turun-nya saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun