Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Mengenal dan Memahami Uniknya Tradisi Kulineran Urang Banjar di Seputar Lebaran

1 Mei 2022   20:21 Diperbarui: 1 Mei 2022   20:40 1134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

Salah satu tradisi berlebaran Urang Banjar yang sepertinya akan terus eksis adalah kulineran alias makan-makan. Setiap menjelang lebaran, umumnya masing-masing keluarga sudah menyusun list jenis masakan tradisional khas Banjar yang akan dimasak untuk dihidangkan kepada teman, sahabat, dingsanak dan tamu-tamu lainnya yang datang berlebaran ke rumah.

Semua tidak lepas dari tradisi bailang atau tradisi saling mengunjungi yang telah menjadi tradisi turun temurun Urang Banjar sebagai pengejawantahan ketaatan kepada Rasulullah SAW, terkait keutamaan sunnah menjalin silaturahmi.

Katupat Batumis | @kaekaha
Katupat Batumis | @kaekaha

Dari Abu Ayyub Al Anshori, Rasulullah SAW pernah ditanya tentang amalan yang dapat memasukkan ke dalam surga, lantas Rasul menjawab,

"Sembahlah Allah, janganlah berbuat syirik pada-Nya, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan jalinlah tali silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat)."

 (HR. Bukhari no. 5983)

Menariknya, tradisi saling mengunjungi yang semakin menemukan momentumnya saat lebaran tiba ini, pada gilirannya juga menuntun hadirnya tradisi Urang Banjar lainnya yang juga bersumber dari sunnah Rasulullah, yaitu tradisi untuk memuliakan tamu (dalam konteks ini diterjemahkan sebagai memberi makan), sebuah tuntunan yang telah diajarkan oleh Rasulullah sejak 14 abad silam.  

Laksa Banjar | @kaekaha
Laksa Banjar | @kaekaha
Jadi, alasan Urang Banjar terus melestarikan tradisi kulineran di saat lebaran, selain untuk merayakan hari kemenangan, sejatinya berangkat dari niat untuk mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah SAW dengan menghidupkan silaturahmi, sekaligus memuliakan tamu, dua buah tradisi yang berakar dari tuntunnan Rasulullah SAW yang tentunya, Insha Allah ada nilai pahalanya di sisi Allah SWT. 

Uniknya, mungkin karena sejarah tradisi bailang pada awalnya hanya melibatkan elemen keluarga saja atau lingkaran dalam dingsanak yang tentunya bubuhan Urang Banjar juga, maka wajar jika secara tradisi juga, ragam kuliner yang biasa dihidangkan selama lebaran umumnya juga kuliner tradisional khas Banjar saja dan itu tetap berlaku sampai sekarang.

Lontong Tampusing | @kaekaha
Lontong Tampusing | @kaekaha

Memang, "globalisasi" tetap memaksakan adanya perubahan, tapi syukurnya untuk urusan kuliner, Urang Banjar termasuk  entitas budaya yang tidak mudah baliuran alias mudah tergoda untuk pindah kelain selera. Untuk yang satu ini, mereka bahkan layak disebut mempunyai "militansi" yang cukup kuat untuk mempertahanakan selera "tradisi". 

Jangan heran jika, anda bertemu dengan Urang Banjar yang tengah merantau, entah untuk sekolah, kerja, naik haji, umrah atau apa saja, selalu membawa bekal beras, cabai merah kering, iwak wadi, iwak karing dan lain-lannya atau masih saja minta kiriman dari kampung di Kalimantan Selatan!

Salada Banjar | @kaekaha
Salada Banjar | @kaekaha

Bersyukurnya, sekarang semua menyadari! Jika pada awalnya, semua berangkat dari niat baik untuk mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah SAW, ternyata berkah yang dibawa mengalir kemana-mana dan salah satunya adalah tetap terjaganya beragam tradisi di seputar lebaran dan tentunya beragam kuliner banjar juga tetap eksis.

Beruntungnya lagi, lebaran kali ini situasinya jauh lebih kondusif jika dibanding dengan dua edisi lebaran sebelumnya. Situasi yang berangsur normal, memungkinkan umat Islam di Kota 1000 Sungai kembali saling bailang.  

   


Itu artinya, kita semua akan bertemu dengan aneka menu kuliner saraba nyaman (serba nyaman : bhs Banjar) seperti Soto Banjar, Katupat Kandangan, Rawon, Lontong Tampusing, Katupat Batumis, Itik Panggang, Laksa Banjar, Iwak Babanam, Salada Banjar dan beragam wadai karing (kue kering : bhs Banjar) serta minuman-minuman segar berkhasiat khas Kalimantan.

Jadi kapan anda semua bailang, berlebaran di Banjarmasin?

Semoga bermanfaat!

"Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan 1443 H"


Salam matan Kota 1000 Sungai,

Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun