Memang, "globalisasi" tetap memaksakan adanya perubahan, tapi syukurnya untuk urusan kuliner, Urang Banjar termasuk  entitas budaya yang tidak mudah baliuran alias mudah tergoda untuk pindah kelain selera. Untuk yang satu ini, mereka bahkan layak disebut mempunyai "militansi" yang cukup kuat untuk mempertahanakan selera "tradisi".Â
Jangan heran jika, anda bertemu dengan Urang Banjar yang tengah merantau, entah untuk sekolah, kerja, naik haji, umrah atau apa saja, selalu membawa bekal beras, cabai merah kering, iwak wadi, iwak karing dan lain-lannya atau masih saja minta kiriman dari kampung di Kalimantan Selatan!
Bersyukurnya, sekarang semua menyadari! Jika pada awalnya, semua berangkat dari niat baik untuk mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah SAW, ternyata berkah yang dibawa mengalir kemana-mana dan salah satunya adalah tetap terjaganya beragam tradisi di seputar lebaran dan tentunya beragam kuliner banjar juga tetap eksis.
Beruntungnya lagi, lebaran kali ini situasinya jauh lebih kondusif jika dibanding dengan dua edisi lebaran sebelumnya. Situasi yang berangsur normal, memungkinkan umat Islam di Kota 1000 Sungai kembali saling bailang. Â
 Â
Itu artinya, kita semua akan bertemu dengan aneka menu kuliner saraba nyaman (serba nyaman : bhs Banjar) seperti Soto Banjar, Katupat Kandangan, Rawon, Lontong Tampusing, Katupat Batumis, Itik Panggang, Laksa Banjar, Iwak Babanam, Salada Banjar dan beragam wadai karing (kue kering : bhs Banjar) serta minuman-minuman segar berkhasiat khas Kalimantan.
Jadi kapan anda semua bailang, berlebaran di Banjarmasin?
Semoga bermanfaat!
"Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan 1443 H"
Salam matan Kota 1000 Sungai,
Banjarmasin nan Bungas!