Secara gamblang dan detail, Islam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia dari yang paling umum seperti tematik ibadah, muamallah, dasar-dasar sains sampai hal-hal kecil seperti cara melepas sandal dan urutan memotong kuku sampai adab ketika menemukan uang di jalan.
Memang, kita tidak bisa memastikan darimana asal-muasal budaya disiplin, ramah, humble juga perilaku hidup bersih, rapi dan tentunya etos kerja yang luarbiasa itu bisa melekat di masyarakat Jepang atau Perancis seperti ungkapan Muhammad Abduh diatas, tapi yang jelas Islam telah mengajarkan itu semua sejak ribuan tahun silam dan faktanya, itulah yang menjadi dasar kesuksesan negeri-negeri tersebut menjadi negeri yang maju di segaa bidang.
Otokritik dan Islam KTP
Menurut Ustad Rahman, otokritik paling relevan dalam menyikapi hasil penelitian-penelitian diatas, muaranya adalah fakta kita yang sedang dalam krisis identitas, karena semakin menjauh dari keteladanan Rasulullah SAW.Â
Jangankan meneladani sifat-sifat mulia Rasulullah SAW yang kita kenal, seperti siddiq, amanah, fathanah dan tabligh, sekarang kita justeru merasa asing  atau jangan-jangan malah antipati dengan istilah-istilah bahasa Arab yang maknanya adalah jujur, bisa dipercaya, cerdas dan menyampaikan tersebut. Iya apa iya?
Sekarang kita seperti lupa atau tepatnya melupakan mulianya akhlak Rasulullah yang bersumber dari Alquran, seperti disebutkan dalam hadis riwayat Muslim, ketika seorang Hisyam bin Amir bertanya kepada Aisyah RA, tentang akhlak Rasulullah yang dijawab beliau "Akhlak Rasulullah adalah Aquran". Â Maknanya, sifat-sifat mulia Rasulullah diatas merupakan bagian dari akhlak Alquran.
Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.Â
(Al Ahzab : 21)
Nah menurut Ustad Rahman, jika kita semakin jauh dari sumber keteladanan yang akhlaknya bersumber dari Alquran tersebut, bisa dipastikan kita juga akan semakin jauh dari Alquran-Alhadis dan itu sama saja dengan semakin jauh dari Islam itu sendiri. Inilah yang akhirnya memunculkan fenomena unik yang sering kita kenal sebagai Islam KTP.Â
Bagaimana mungkin kita dekat dengan Alquran-Alhadis dan meneladani Rasulullah, tapi tetap tidak melaksanakan syariat yang dituntunkan beliau. Itu artinya, kita masih tidak jujur, tidak amanah, tidak cerdas dan kalau sudah begitu bagaimana kita mau saling menasihati dalam kebaikan.Â
Baca Juga :Â Balada "Warung Sakadup", Sisi Unik nan Menggemaskan Ramadhan di Kota 1000 Sungai
Padahal sifat jujur, amanah, cerdas dan tanggap saling menasihati dalam kebaikan merupakan modal dasar atau bekal utama untuk menjadi sosok (muslim) dewasa yang berakhlak, bertanggung jawab dan berintegritas. Inilah kuncinya! Inilah yang menjadikan bangsa Jepang, Prerancis atau mungkin Singapura bisa maju pesat dan jauh lebih superior. Â Wallahu A'lam Bishawab
Semoga Bermanfaat!