Arai dan Masker Warna Hijau
Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo merupakan bandara yang paling sering terlibat dalam perjalanan udara saya, jadi kalau transit di Juanda, selalu serasa pulang kampung saja. Homy banget!
Maklum, orang Jawa Timur! Meskipun telah dua dekade menetap di Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas! Tapi tetap saja, catatan Bandara juanda sebagai bandara pertama kali tempat saya naik pesawat terbang, hingga berikutnya hampir tiap tahun selalu mudik melalui bandara komersil yang selokasi dengan pangkalan militer Angkatan Laut ini.
Baca Juga : Â Jejak Inspiratif Dokter Marie Thomas di Antara Pesona Likupang yang Membuatmu Enggan Pulang
Oya, ada kisah dramatis dan nggemesi lho, saat saya transit di Juanda kali ini. Disini, saya janjian ketemu sama Arai, teman baru" lagi, kompasianer dari Kota Apel, Malang yang juga akan ikut terbang ke Manado.
Kami memang sudah berkomunikasi sejak sehari sebelumnya dan janjian ketemu di sekitar gate 13 atau di sekitar Bakso Pak Djo.
Sayang, meskipun tidak begitu banyak orang yang duduk-duduk di sekitar gate 13, ternyata kok ya tidak mudah menemukan Arai dengan ciri-ciri yang sebelumnya telah dirincinya via WA, baju hitam, rambut dikuncir dengan kuncir hijau dan pakai masker hijau.
Setelah muter-muter dan beberapa kali memutar-mutar badan sambil menyapukan pandangan ke seluruh penjuru area gate 13, tapi tetap saja tidak menemukan sosok Arai. Soalnya yang bajunga hitam ada beberapa, sedangkan yang maskeran hijau sama kuncir rambut hijau nggak ada satupun yang kulihat.Â
Akhirnya saya suruh Arai berdiri. Walaaaaah ternyata dia ada di depan saya agak nyerong kekanan sedikit. "Lho Rai... lha kuncir sama maskermu kan putih, kok katamu ijo?"Â Â Protes saya sama Arai. Sementara Arai-nya senyum-senyum kebingungan...
Nah... ternyata  disini mis-nya! Saya lupa bilang kalau saya buta warna parsial yang kebetulan jatuh di warna-warna hijau dan turunannya. Jadi kalau melihat warna hijau yang bukan warna dominan, seperti hijaunya daun, apalagi di dalam ruangan yang minim cahaya matahari, maka saya tidak akan bisa mendeteksinya...nah lho!
Oya, jika anda ingin berbagi kisah, curhat atau sekedar ingin tahu tentang buta warna, apalagi ada pengalaman buruk di masa lalu, bolehlah hubungi saya via media "percakapan" Kompasiana atau bisa juga melalui email yang ada di biofile akun Kompasiana saya ya.Â