Parc des Princes, kandang PSG dalam lanjutan pekan ke-22 Ligue 1, Senin (24/1) dini hari WIB.
Ada yang berbeda pada penampilan squad Paris Saint-Germain (PSG) saat mencukur Stade de Reims dengan 4 gol tanpa balas diSemua mata penikmat bola yang menyaksikan pertandingan saat itu, disuguhi tampilian unik dari jersey kandang Les Parisiens yang lain dari biasanya, khususnya pada nameset para pemain yang terletak diatas nomor punggung masing-masing.
Nama-nama seperti Ángel Di María, Marco Verratti, Sergio Ramos, Kylian Mbappé, Mauro Icardi sampai sang mega bintang Lionel Messi yang pada pertandingan ini juga tidak masuk dalam starting eleven, semuanya tertulis unik dengan menggunakan huruf Tionghoa.
Dari laman resmi klub juga didapatkan beberapa dokumentasi situasi ruang ganti, sebelum pertandingan melawan RC Reims, termasuk jersey para pemain yang tampak jelas nameset-nya bertuliskan aksara Tionghoa. Sayang, saya sama sekali tidak bisa membacanya! Tapi kira-kira Sergio Ramos, Marco Verrati, Lionel Messi dan lain-lainnya bisa baca ga ya?
Bisa ditebak, penulisan nama punggung Keylor Navas dan kawan-kawan dengan huruf Tionghoa, pasti terkait erat dengan euforia perayaan Imlek atau tahun baru China yang jatuh pada tanggal 1 Pebruari nanti yang pastinya akan dirayakan oleh masyarakat China beserta diasporanya di seluruh dunia.
Ada hubungan apa antara PSG dengan negeri China? Desain jersey dengan nameset menggunakan huruf Tionghoa seperti yang dipakai saat melumat Stade de Reims, jelas bukan untuk gaya-gayaan semata!
Semua pasti ada maksud dan tujuannya, apalagi beberapa hari sebelumnya, Instagram resmi klub mengunggah foto Nasser Al-Khelaïfi pemilik PSG dengan dutabesar China untuk Prancis yang tampak sama-sama memegang jersey nomor 30 milik Lionel Messi dengan nameset huruf Tionghoa.
Desain khusus jersey dengan nameset pemain menggunakan huruf Tionghoa dalam rangka menyambut tahun baru Imlek, sebenarnya bukanlah yang pertama dipakai squad PSG dalam sebuah pertandingan resmi, karena sejak menjelang Imlek di tahun 2018 silam, nama-nama pemain Les Parisiens-pun telah tercetak dengan huruf Tionghoa di jersey masing-masing.
Saat itu, Les Parisiens bersua dengan RC Strasbourg dalam laga lanjutan Ligue 1. Laga dramatis yang ditandai oleh banyaknya gol yang tercipta layaknya hujan gol ini, akhirnya berakhir dengan skor 5-2 untuk keunggulan PSG.
Uniknya lagi, ternyata saat itu tidak hanya squad dari Les Parisiens saja yang menggunakan aksara Tionghoa di nameset pemain pada jersey-nya, tapi juga musuh bebuyutannya Olympique Marseille.
Sepertinya, dua musuh bebuyutan ini bisa akur, sama-sama menjadikan nameset beraksara Tionghoa untuk menyambut Imlek saat itu, karena punya basis penggemar yang cukup besar di China dan kebetulan "usaha" dua klub ini untuk lebih dekat dengan fans-nya di China, sejalan dengan program Ligue 1 yang memang ingin lebih serius menggarap pasar di China.
Bahkan, untuk mendukung kebijakan tersebut pada bulan Februari tahun 2017, French Football Federation (FFF) alias PSSI-nya Perancis dan Ligue de Football Professionell (LFP), dikabarkan telah membuka kantor perwakilan bersama di negeri berpenduduk terbesar di dunia tersebut.
Tidak hanya itu, untuk mendongkrak hak siar Ligue 1 di China, salah satu pertandingan Ligue 1 musim 2018 lalu dimainkan pada waktu jam premier di China atau jam 20.00 waktu Beijing (sewaktu dengan WITA/Waktu Indonesia Tengah di Indonesia), yaitu laga antara OGC Nice vs PSG pada 18 Maret 2018 yang akhirnya dimainkan setelah tengah hari atau jam 13.00 waktu Perancis.
Memberi perhatian khusus untuk China, sepertinya PSG memang paling konsisten jika dibanding dengan raksasa-raksasa di dunia sepakbola lainnya!
Tapi, kalau di timbang-timbang, menuliskan nameset di jersey dengan aksara Tionghoa sebagai upaya ikut serta menyambut datangnya tahun baru Imlek yang sebenarnya juga tidak lepas dari strategi marketing, masih belum seberapa jika dibandingkan dengan aksi mereka mendukung China disaat negeri itu menjadi bulan-bulanan covid 19 di awal kemunculannya! Apa itu?
Mungkin masih banyak yang mengingat laga kandang PSG di Parc des Princes kontra Bordeaux dua tahun silam atau pada Senin (24/2/2020) yang penuh drama dan berakhir dengan terjadinya hujan gol, meskipun Dewi Fortuna akhirnya tetap berpihak kepada tuan rumah dengan kemenangan tipis 4-3.
Laga sarat gengsi yang berlangsung di masa awal Pandemi Covid 19 dan di dalam stadion masih disesaki oleh pendudukung tuan rumah ini, squad PSG tampil menggunakan jersey kandang dengan desain tampak muka yang berbeda dari biasanya.
Logo sponsor Fly Emirates yang biasanya menghiasi bagian dada, khusus dalam laga ini berganti dengan sebaris huruf Tionghoa yang bagian bawahnya (kemungkinan besar terjemahannya dalam bahasa Inggris) bertuliskan "STAY STRONG CHINA".
Jika dibandingkan dengan mengganti nameset pemain di bagian punggung dengan huruf Tionghoa, tentu "mengganti" logo sponsor utama yang pastinya telah membayar sangat mahal dengan sebaris pesan kemanusiaan untuk China yang tengah dihantam badai Covid 19, jelas jauh lebih serius, efektif dan cerdas! Entah bagaimana mereka bisa melakukannya ...
Les Parisiens memang keren!
Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H