Memang sih, istilah bubur hintalu karuang yang komponen utamanya bola-bola dari ketan yang relatif mirip dengan telur burung ini, penamaanya juga merujuk pada telur burung karuang, khususnya untuk ukuran besarnya bola-bola ketan yang diidentikkan dengan besarnya telur si burung  cucak-cucakan (Pycnonotidae) yang sangat hobi bernyanyi dan konon dulunya banyak hidup di banua Banjar tersebut.
Tapi ada juga frasa baru yang masih berhubungan dengan telur juga, seperti hintalu jaruk yang artinya telur asin, walaupun kosakata jaruk sendiri dalam arti sebenarnya adalah asinan atau proses mengasinkan dengan ujuan untuk pengawetan makanan. Ada juga hintalu tambak yang maksudnya adalah telur itik yang didapat dari indukan itik yang cara memeliharanya balapasan atau dilepaskan, bukan yang dikandangkan.
 Tidak hanya itu, dalam peribahasa Banjar, juga ditemukan beberapa diantaraya yang menggunakan kosakata hintalu sebagai inti dari tematik ungkapannya, salah satunya yang berbunyi "baik mambuang hintalu sabuku daripada rusak sakataraan".
Baca Juga :Â "Bebek Hungang" dan Uniknya Stratifikasi Level Kebodohan pada Bahasa Banjar
Arti umum dari peribahasa diatas adalah lebih baik membuang telur sebutir daripada rusak telur satu sangkar. Untuk maknanya, sepertinya semua bisa memahaminya kan?Â
Semoga Bermanfaat!
Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H