Berbeda dengan di tempat sebelumnya, ditempat yang baru, anggrek yang saya ikat di sela-sela cabang batang pohon ketapang ini hidupnya seperti lebih terjamin, mereka terus tumbuh dengan mengeluarkan cabang baru yang kelak juga berbunga begitu indahnya.Â
Kalau anggrek-anggrek itu berbunga, apapun dan siapapun terbukti begitu terpesona.
Dari titik inilah, saya menangkap adanya perubahan di sekitar lingkungan kami. Sejak anggrek di pohon ketapang itu berbunga, baik bersamaan maupun bergiliran, banyak orang lewat yang berhenti di bawah pohon ketapang tersebut.Â
Ada yang sekadar melihat dan memotret keindahan konfigurasi warna dan bentuk kelopak bunganya, ada juga yang berusaha menyentuh dan membelai-belai kelopak bunganya dan tidak ketinggalan, ada juga yang berusaha memetiknya.Â
Bahkan, tidak jarang ada juga tukang sol sepatu, pedagang es doger, es krim keliling, paman pentol dan juga ojek online yang setiap hari lebih memilih "ngetem" di situ menunggu pelanggan.Â
Kombinasi payung raksasa daun ketapang dan bunga-bunga anggrek yang cantik, sepertinya telah menghipnotis mereka untuk singgah!
Ini yang luar biasa! Ternyata, tidak hanya manusia saja yang ingin menikmati rindang dan hijaunya "kebun" di pohon ketapang ini, tapi juga sekawanan burung kutilang dan beberapa jenis lainnya yang secara reguler terlihat enjoy bercengkerama dengan sesamanya hingga membuat sarang di kebun pohon ketapang tersebut.Â
Tidak hanya itu, akhir-akhir ini saya juga melihat kehadiran binatang sejenis tupai yang bermain-main di pohon-pohon ketapang khususnya di sekitaran kebun karya saya.
Sukses dengan "berkebun" anggrek di pohon, berikutnya saya tambahkan koleksi tanaman baru di "kebun" pohon ketapang tersebut yaitu, simbar menjangan (Platycerium bifurcatum)Â dan Kadaka (Asplenium nidus).Â