Tidak heran, meskipun pemerintah kota Banjarmasin terus berusaha membuka ruang terbuka hijau (RTH) baru, tapi sampai sekarang tetap saja masih belum bisa memenuhi amanat UU No.26 tahun 2007, khususnya pasal 29 yang mensyaratkan rumusan luasan RTH ideal adalah 30% dari total luas wilayah.
berkebun di pohon!
Terinspirasi dari "fragmentasi panasnya udara Kota 1000 Sungai" serta kolaborasi simbiosis tanaman paku-pakuan dan juga beragam jenis anggrek hutan hujan Kalimantan yang tumbuh secara epifit di pokok pepohonan hutan yang tidak hanya menyegarkan mata dan paru-paru saja, tapi juga mengajarkan indahnya konfigurasi hasil kolaborasi inilah, muncul ide untukSecara sederhana, goal berkebun di pohon ini adalah menambah luas penampang hijauan daun dengan memanfaatkan tegakan berbagai pohon (termasuk pohon yang mati sekalipun) yang tumbuh di lingkungan sekitar tempat tinggal kita, untuk menambah kesejukan serta kesegaran mata, menambah potensi produksi O2 dan juga memaksimalkan penyerapan CO2 di lingkungan tempat tinggal kita.Â
Semakin Penasaran, ya!?
Begini caranya!
Sejak lantai satu dan semua halaman rumah tinggal kami difungsikan menjadi toko kelontong, praktis kami tidak lagi mempunyai halaman yang bisa ditanami dengan berbagai tanaman hijau bermanfaat.Â
Beruntung, di sela-sela dinding pagar dengan selokan, tumbuh pohon ketapang (Terminalia catappa) yang tetap tumbuh sendiri hingga membesar meskipun tanpa perawatan khusus, bahkan konfigurasi dahan dan daun-daunnya yang mirip payung, menjadikan tegakan pohon ini layaknya payung peneduh raksasa.
Pohon inilah yang saya jadikan obyek trial pertama "berkebun" di pohon. Saya memulainya dengan meletakkan beberapa batang tanaman anggrek di antara dua batang pohon ketapang, sehingga seolah-olah batang anggrek dan akarnya tersebut seperti terjepit oleh kedua batang ketapang tadi.Â
Beberapa hari berikutnya, akar dan batang anggrek tumbuh semakin banyak, bahkan kemudian juga berbunga, dengan keelokan yang sangat beragam, maklum saya menempatkan beberapa jenis anggrek yang berbeda. Padahal, sekali lagi, sama sekali tidak ada perlakukan istimewa lho pada tanaman anggrek-anggrek tersebut, selain secara berkala tetap saya siram dengan air cucian beras.
Melihat hasil tak terduga yang begitu indah, motivasi saya untuk berkebun di pohon semakin menguat. Berikutnya, secara berturut-turut saya pindahkan lagi beberapa jenis tanaman anggrek lain yang sebelumnya saya tanam di media batang pakis secara terpisah.