" ... Dan puasa pada hari Arafah --aku mengharap dari Allah- menghapuskan (dosa) satu tahun yang telah lalu dan satu tahun yang akan datang. Dan puasa pada hari 'Asyura' (tanggal 10 Muharram) --aku mengharap dari Allah menghapuskan (dosa) satu tahun yang telah lalu".Â
[Shahih riwayat Imam Muslim (3/168), Abu Dawud (no. 2425), Ahmad (5/297, 308, 311), Baihaqi (4/286) dan lain-lain]
Bulan Dzulhijjah termasuk salah satu bulan al-asyhur al-hurum atau bulan-bulan mulia dalam kalender Islam, selain Dzulqa'dah, Muharram, dan Rajab yang salah satunya ditandai dengan janji Allah SWT yang akan melipatgandakan setiap amal saleh yang dilakukan manusia, makhluk-Nya.
Selain amal saleh secara umum seperti memperbanyak bersedekah, berdzikir dan lain-lainnya, salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan oleh umat Islam (maaf, bukan umat muslim ya, karena keduanya sangat berbeda!) di Bulan Dzulhijjah seperti ditegaskan dalam Hadis Rasulullah SAW diatas adalah amalan puasa sunah yang biasa disebut sebagai puasa arafah.
Baca Juga : Â Meluruskan Kekeliruan Massal "Umat Muslim"
Amalan puasa yang disunnahkan untuk umat Islam yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji ini, disebut puasa Arafah karena amalan puasa ini dilaksanakan setiap tanggal 9 Â Dzulhijjah, bertepatan dengan hari arafah atau wukuf-nya semua jamaah haji di padang Arafah yang juga dikenal sebagai puncak dari ritual ibadah haji umat Islam di tanah Haram, Makkah di setiap musim haji.Â
Berdasarkan hadis Rasulullah diatas dan beberapa lagi yang lainnya, sebagai salah satu puasa sunah tahunan dalam kelender Hijriyah, puasa Arafah mempunyai beragam keutamaan yang sangat luar biasa, hingga umat Islam berasa "rugi besar" jika tidak melaksanakannya.
Ketika puasa Arafah dilaksanakan dengan penuh keimanan, ketulusan, keikhlasan, ke sabaran dan sungguh-sungguh mengharap ridha Allah SWT, Insha Allah bisa menjadi  media untuk mendapatkan penghapusan dosa yang kita lakukan setahun sebelum dan sesudahnya. Artinya, puasa Arafah layaknya life hack alias "jalan pintas" untuk mendapatkan ampunan Allah SWT.
Baca Juga :  Mohon... Jangan Naik Haji Lagi!            Â
Memang, mengenai pengampunan dosa ini, tidak ada keterangan yang menyebutkan jenis dosa apa yang mendapatkan ampunan seperti yang di harapkan oleh Rasulullah SWT kepada Allah SWT, hingga terjadi perbedaan pendapat diantara ulama terkait hal ini. Apakah dosa kecil saja yang di ampuni atau termasuk dosa-dosa besar juga?
No problem! The show must go on...
Apapun dosa yang akan diampuni Allah SWT, itu memang hak prerogatif Allah SWT dan memang hanya Allah SWT yang tahu dan maha tahu untuk segala urusan, termasuk urusaan ini.Â
Terpenting, adanya "janji" ampunan dosa dari Allah SWT ini wajib kita syukuri dan akan lebih baik lagi jikalau bisa memotivasi kita semua untuk terus berusaha menjadi hamba yang lebih baik, lebih baik dan jauh lebih baik lagi di hadapan Allah SWT.
Salah satunya dengan memperbanyak amal saleh di bulan Dzulhijjah, menyontoh dan menjiplak "hanya" kepada yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW, seperti menjalankan ibadah puasa sunah Arafah, tepat tanggal 9  Dzulhijjah dengan penuh keimanan, ketulusan, keikhlasan, kesabaran dan sungguh-sungguh mengharap ridha Allah SWT.
Ikhlaskan saja, Â pandemi covid-19 "memaksa" berbagai ritual ibadah, termasuk ibadah haji dilaksanakan secara terbatas, hingga menambah panjang daftar antrian keberangkatan haji dari berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia untuk menunaikan rukun Islam ke-5 tersebut. Pasrahkan dan biarkan Dia yang mengaturnya!
Tapi jangan sampai, pandemi covid-19 menjauhkan kita dari amalan-amalan ibadah seperti yang telah disyariatkan, termasuk berbagai amalan sunah yang diutamakan selama bulan Dzulhijjah saat ini, salah satu bulan al-asyhur al-hurum.  Wallahu a'lam Â
Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H