Baca Juga : Â Kegundahan di Balik Nikmatnya Nasi Kuning Dendeng Rusa, Khas Banjarmasin
Lahan destinasi wisata dengan latar alam yang ijo royo-royo ini, menurut crew kebersihan yang tampak terus mobile "panen daun" di antara keluarga-keluarga pengunjung yang tengah bersantai dengan menggelar tikar atau alas duduk "massal" lainnya itu, luasnya sekitar 4 hektar dari total sekitar 40 hektar yang di kelola oleh keluarga.
Selain taman yang sekarang sedang viral, meskipun sebenarnya relatif belum mendapat "sentuhan" apa-apa alias masih mengandalkan konfigurasi alam secara alamiah semata, lahan seluas itu konon kedepannya akan diproyeksikan menjadi semacam destinasi wisata murah terpadu untuk rakyat, jadi semacam kebun raya plus .
Selain akan terus ditanam berbagai pohon buah-buahan dan pohon-pohon langka lainnya sebagai sarana edukasi sekaligus konservasi, kedepannya lahan sawit yang tidak terlalu jauh dari lokasi taman juga akan diberdayakan lebih maksimal dengan beberapa penambahan fasilitas seperti kolam pemancingan berikut infrastrukturnya.
Sejauh ini, selain asrinya kawasan taman yang ditumbuhi beragam pohon buah-buahan dan pepohonan hutan lainnya bisa me-refresh fisik dan psikis pengunjung, taman Permana ini juga dilengkapi dengan banyak spot instagramable buatan, seperti jembatan yang menghubungkan beberapa puncak bukit dari sekian banyak bukit kecil di kawasan taman.
Tidak hanya itu, beberapa pondok berdesain panggung dari bahan kayu yang juga bisa berfungsi sebagai menara pandang turut memperindah landscape taman yang bisa membuat pengunjung bisa betah dan bertahan lebih lama di lingkungan taman yang hamparan rumputnya mirip lapangan golf tersebut.Â
Oya, untuk savana alias padang rumput yang rapinya mirip lapangan golf tersebut, konon bukan karena jenis rumputnya ataupun karena perawatan atau tepatnya pemangkasan rutin layaknya padang rumput lainnya lho! Tapi karena padang rumput ini memang lahan penggembalaan ternak sapi. Jadi sapi-sapi itulah yang memangkas rumput-rumput tersebut secara rutin tiap harinya, hingga terlihat rapi seperti sekarang.
Uniknya, sejak pengunjung taman terus membludak, akhirnya lahan pengembalaan sapi justeru dipindah di lokasi lain, anehnya meskipun tidak ada lagi yang secara kontinyu "merapikan-nya", rumput di padang tersebut tetap rapi seperti saat masih menjadi padang penggembalaan sapi-sapi ternak tersebut.Â