Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Iblis "Menuntun" Sahabat Abdullah bin Ummi Maktum Menuju Masjid

3 Juni 2021   17:58 Diperbarui: 3 Juni 2021   18:21 11392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

Sejarah Islam mencatat nama Abdullah bin Ummi Maktum ra, sahabat nabi yang tidak bisa melihat dengan indera penglihatan alias buta sejak lahir ini dengan tinta emas!

Sosok istiqamah yang awalnya konon juga dikenal sebagai Umar atau Amr, tapi kemudian diganti Rasulullah menjadi Abdullah ini, merupakan salah satu sahabat senior dan  termasuk di antara assabiqunal awwalun (orang-orang yang pertama memeluk Islam) ini merupakan sepupu dari istri Rasulullah, Khadijah binti Kuwailid dari jalur ibu.

Baca Juga :  Kisah Abu Dujana dan Pohon Kurma yang Bisa Bergeser Sendiri

Nama Ayah beliau adalah Qays bin Za-idah bin al-Usham dan ibunya Atikah binti Abdullah. Sedangkan nama Ummi Maktumsebenarnya hanya gelar atau sekedar nama panggilan yang melekat pada sang ibu, yang secara umum bisa diartikan sebagai "Ibu dari yang tersembunyi”, sebuah sebutan yang mengacu kepada bayi Abdullah, buah hatinya yang lahir dalam keadaan buta.

Sebagai salah satu orang pertama yang mengimani Islam, sudah pasti beliau juga termasuk salah seorang sahabat yang mengalami banyak persekusi oleh kaum musyrikin di Makkah.

Luar biasanya, meski sering mendapat perlakuan keji dari kaum musyrikin Quraisy, beliau justeru semakin membulatkan tekad untuk istiqamah berpegang pada agama Allah, karenanya Allah SWT berkenan memberikan karunianya berupa ilmu dan adab yang istimewa. 

Kebutaan matanya tergantikan dengan kejernihan hati yang terus bersandar dan bergantung hanya kepada Allah SWT, sehingga atas hikmah Allah SWT juga, mata hatinya yang jauh lebih peka, selalu menuntunnya pada kebaikan, layaknya indera penglihatan yang akan selalu menuntun tuannya ke jalan terbaik yang akan dilalui. 

Dituntun Iblis ke Masjid!

Pada suatu hari, Abdullah bin Ummi Maktum ra mengajukan dispensasi untuk tidak melaksanakan salat berjamaah 5 waktu di masjid, sebagaimana layaknya laki-laki muslim balig lainnya, karena tidak adanya penuntun jalan baginya yang buta dan juga karena kesehatannya yang terus menurun, padahal rumahnya cukup jauh dari masjid.

"Ya Rasulullah, saya tidak memiliki penuntun jalan untuk bisa mendatangi shalat 5 waktu berjamaah di masjid, sementara mata saya buta dan kesehatan saya juga menurun, padahal rumah saya cukup jauh dari masjid. Dengan kondisi seperti itu, apakah saya memiliki rukhshah atau keringanan bisa menjalankan salat di rumah?" 
Urai Abdullah bin Ummi Maktum ra kepada Rasulullah SAW. 

Baca juga :  Kisah Jail Nu'aiman, "Ngeprank" Para Sahabat dan Juga Rasulullah SAW

"Ya! " Jawab Rasulullah singkat dan jelas. Demi mendengar jawaban Rasulullah atas pertanyaanya tersebut, Abdullah bin Ummi Maktum langsung pamit kepada Rasulullah dan beranjak keluar, tetapi tiba-tiba Rasulullah memanggilnya kembali.

“Wahai Abdullah, apakah engkau mendengar seruan untuk shalat 5 waktu?” tanya Rasulullah saat itu.

"Kumandang azan ya Rasulullah?"  Abdullah bin Ummi Maktum balik tanya kepada Rasulullah.

"Ya Abdullah!"  Jawab Rasulullah lagi.

"Saya mendengarnya ya Rasulullah" jawab Abdullah bin Ummi Maktum ra.

"Kalau kau mendengar seruan shalat, saya tidak menemukan rukhshah (keringanan) buatmu! Jadi engkau harus tetap berusaha untuk mendatangi masjid dan shalat berjamaah bersama kita semua" Jawab Rasulullah SAW.

Baca Juga :  Kisah Sahabi, "Sahabat" Rasulullah Berusia 1400 Tahun yang Sampai Sekarang Masih Hidup

Mendengar jawaban Rasulullah yang jelas dan lugas, Abdullah bin Ummi Maktum ra. yang sedari awal sejatinya memang sudah membulatkan tekadnya untuk mengimani Islam secara kaffah, semakin bersemangat untuk istiqamah dalam menjalankan perintah Allah SWT.

Abdullah bin Ummi Maktum ra memang tidak bisa melihat apapun, termasuk jalanan berbatu yang wajib dilaluinya untuk menuju masjid, tapi telinganya tetap mendengar kumandang azan sebagai seruan untuk mendirikan shalat berjamaah 5 waktu di masjid. 

Karenanya, agar tidak terlambat tiba di masjid, atas ijin dan hikmah Allah SWT, sebelum azan berkumandang, beliau selalu berusaha berangkat ke masjid, meskipun harus dengan meraba-rabakan tangan dan tongkatnya di jalanan yang dilalui demi menyambut panggilan-Nya, tidak terkecuali untuk shalat Subuh di pagi buta yang gelap gulita.

Jatuh bangun di jalanan sampai bagian tubuhnya terluka merupakan hal biasa bagi Abdullah bin Ummi Maktum ra, hingga pada suatu pagi saat berangkat ke masjid di pagi buta, tanpa sepengetahuannya beliau tersandung sebuah batu yang lumayan tajam hingga tersungkur dan dari kaki dan wajahnya mengalir darah segar.

Luar biasanya, tanpa mengaduh sama sekali, beliau langsung berdiri dan sama sekali tidak mengindahkan darah yang keluar dari luka-luka di kaki dan wajahnya, kecuali hanya mengusap untuk membersihkannya saja. Selanjutnya, beliau tetap bersemangat melanjutkan perjalanan menuju masjid.

Beberapa saat setelah berjalan dengan sedikit tertatih-tatih karena lukanya, tiba-tiba datang seorang laki-laki ramah yang memegang tangannya dan terus menuntun jalan beliau sampai ke masjid. Luar biasanya, lelaki murah hati tersebut ternyata juga berkenan mengantar  Abdullah bin Ummi Maktum ra pulang ke rumah.

Baca Juga :  Kisah "Rekening Abadi Berusia 1400 Tahun" Milik Khalifah Utsman

Ternyata, "lelaki asing" baik hati tersebut tidak hanya datang untuk mengantar  Abdullah bin Ummi Maktum ra pulang-pergi ke masjid pada hari kejadian saat beliau terjatuh saja, tapi setiap hari, bahkan setiap datang seruan shalat berkumandang dari masjid. Hingga membuat penasaran Abdullah bin Ummi Maktum ra.

"Wahai fulan, bolehkah aku mengetahui nama dan asal-usulmu, agar aku bisa mendoakan perbuatan baikmu kehadirat Allah SWT?" Tanya  Abdullah bin Ummi Maktum ra kepada sosok lelaki asing baik hati tersebut.

"Kau tidak perlu mengetahui nama dan asal-usulku dari mana dan jangan juga mendoakanku, karena sesungguhnya aku ini iblis". Jawab si lelaki asing baik hati tersebut.

"Bagaimana mungkin kau selalu mengantarku pulang pergi ke masjid, sedangkan pekerjaanmu mengganggu dan menghalangi orang yang beribadah kepada Allah?" Jawab Abdullah bin Ummi Maktum ra yang saat itu benar-benar terkejut, demi mendengar jawaban si lelaki baik hati yang ternyata mengaku sebagai iblis laknatullah! 

Baca Juga :  Kisah Al-Ushairim Meraih Surga Tanpa Beribadah Sekalipun

"Ingatkah, saat kau tersandung batu tajam dan akhirnya terjatuh, sehingga kaki dan wajahmu terluka parah mengeluarkan darah segar? Saat itu, teman-temanku mencuri dengar berita di langit, ketika para malaikat saling berbagi kabar dan berkata bahwa Allah SWT telah mengampuni setengah dosamu karena jatuh dan lukamu saat itu". 

"Karenanya, aku khawatir jika engkau tersandung dan terjatuh lagi saat berjalan tertatih menuju masjid, apalagi sampai terluka parah lagi, maka setengah dosamu lagi akan mendapat ampunan dari Allah SWT juga. Itu yang tidak aku inginkan! Maka sejak itu, aku terpaksa mengantarmu, menuntunmu pulang-pergi ke masjid". Jawab si lelaki baik hati yang ternyata seorang iblis.

Semoga Bermanfaat!

Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

Selamat Idul Fitri 1442H |  @kaekaha
Selamat Idul Fitri 1442H |  @kaekaha

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun