Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sepak Bola dan Kisah-kisah Dramatisnya yang Akan Terus Hadir dan Menghibur!

3 Juni 2021   00:01 Diperbarui: 3 Juni 2021   00:04 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inilah Kesebelasan Palestino "Timnas Kedua Palestina" | palestino.cl 

Drama dan Sepakbola

Bagi penikmat tontonan sepakbola, baik yang nonton secara langsung di stadion megah tim-tim jagoannya masing-masing atau menyaksikannya dari layar televisi atau bahkan hanya mendengarkan live via "pandangan mata" ala RRI alias Radio Republik Indonesia tempo dulu, tentu sudah sangat mafhum jika bundarnya bola telah lama menjadi biangnya berbagai kisah dramatis di lapangan hijau sepakbola.

Karenanya, cukup masuk akal jika kemudian banyak kalangan mengungkapkan, sepakbola dengan segala tetek-bengek yang menyertai adalah selayaknya pentas drama yang akan selalu menghadirkan "kisah-kisah" dramatis dan pastinya juga akan selalu menguras emosi semua penikmatnya! 

Baca Juga :  Nutmeg, "Si-Buah Pala" Lambang Pertaruhan Harga Diri Pemain Bola di Lapangan Hijau

Pada akhirnya, dalam sepakbola memang hanya berbicara menang dan kalah! Tapi, untuk sampai pada titik final ini, faktanya sebuah tim atau kesebelasan yang berlaga dalam sebuah "permainan" yang di bumi Amerika lebih dikenal sebagai soccer ini, memang harus melewati serangkaian "drama" yang ternyata tidak sesederhana yang kita pikirkan, baik drama diluar lapangan maupun drama di dalam lapangan hijau saat pertandingan sedang berlangsung. 

Sepertinya, "drama-drama"  inilah yang punya andil besar mengantarkan sepakbola menjadi olahraga yang paling populer, paling banyak dimainkan, sekaligus paling banyak penggemarnya di jagat raya. Itulah sepakbola!

Inilah Kesebelasan Palestino
Inilah Kesebelasan Palestino "Timnas Kedua Palestina" | palestino.cl 

Seni dan Sepakbola

Seni dan sepakbola sepertinya juga berjodoh! Itulah sebabnya, kita juga sering mendengar istilah"seniman bola atau seniman lapangan hijau" untuk menyebut sosok pesepakbola dengan talenta diatas rata-rata yang dengan skill-nya bisa menyihir penikmat bola dengan aksi-aksi brilian, sehingga menjadikan lapangan hijau layaknya panggung untuknya.

Kemunculan sosok seniman lapangan hijau, baik yang berperan sebagai protagonis, antagonis dan tokoh-tokoh peran lain dalam sepakbola, jelas sangat berpotensi membangun fragmen-fragmen cerita dalam "drama" ala sepakbola yang semakin mendekatkan sepakbola dengan citra seni itu sendiri dan pastinya, keriuhan "drama" sepakbola akan semakin seru dengan kehadiran penonton yang tidak lain adalah supporter alias pendukung sebuah kesebelasan yang pastinya mempunyai kedekatan emosional dengan tim kesayangannya.

Baca Juga :  Menikmati "Tradisi Unik" Peluncuran Tim and Jersey Barito Putera di Majelis Taklim Guru Zuhdi

Saking dekatnya, sampai-sampai ada ungkapan yang begitu familiar bagi penikmat bola, "supporter adalah pemain ke-12" bagi sebuah kesebelasan yang tengah bertanding. Ungkapan ini selaras dengan kutipan sastrawan termahsyur dari Uruguay, Eduardo Galeano, dalam karyanya Soccer in Sun and Shadow,"Dalam hidupnya, seorang pria bisa berganti istri, partai politik, atau agama tapi ia tidak akan mengganti tim yang ia dukung." 

Momen Ahn Jung-Hwan Menjebol Gawang Iitalia | detik.net.id
Momen Ahn Jung-Hwan Menjebol Gawang Iitalia | detik.net.id

Sepakbola Adalah Drama!

Jika sampai hari ini, masih ada orang yang beranggapan sepakbola hanya olahraga semata, sepertinya kisah paling "dramatis" pada hajatan Piala Dunia 2002 silam, ketika salah satu raksasa benua biru, Italia harus tersingkir secara menyakitkan dari squad Taeguk Warriors, Korea Selatan pada fase perdelapan final, bisa membantu mengungkap sisi lain dari sepakbola yang begitu komplek nan unik!

Uniknya, Drama pertandingan di lapangan hijau yang berakhir dengan skor 2-1 untuk Korea Selatan setelah dilakukan perpanjangan waktu tersebut, berbuntut panjang dan kisah dramanya justeru semakin menarik setelah peluit panjang ditiup oleh wasit Byron Aldemar Moreno Ruales dari Ekuador.

Baca Juga :  Bacary Sagna dan "Kisah Perjodohannya" yang Membuat Iri Jutaan Pria di Dunia

Drama memang diawali oleh hasil pertandingan yang konon tidak sesuai dengan ekspektasi banyak kalangan, Italia yang diunggulkan tiba-tiba harus masuk kotak! 

Sehingga banyak yang berpendapat pertandingan ini telah diatur dan direkayasa, terlebih keberadaan wasit Byron Moreno, sang pengadil dilapangan yang sejak fase grup, konon selalu bertindak tidak adil kepada Italia, plus fakta Korea Selatan yang saat itu bersama dengan Jepang memang menjadi tuan rumah pada hajatan Piala Dunia 2002. 

Walaupun tidak mesti langsung membawa berkah, tapi sudah menjadi rahasia umum bukan, bagaimana privilege tuan rumah dari even -even olahraga!?


Kontoversi tindakan Byron Moreno yang dianggap sebagai dosa besarnya bagi pecinta bola Italia antara lain saat menganulir gol Damiano Tommasi karena dianggap offside, padahal dari tayangan ulang televisi (saat itu belum dike nal VAR) membuktikan Damiano Tommasi bersih dan yang paling dianggap fatal adalah saat Byron Moreno mengusir "Sang Pangeran Roma", Fransesco Totti dari lapangan karena dianggap melakukan diving di menit 103.

Baca Juga :  Mengenal Deportivo Palestino, "Timnas Palestina Ke-2" dari Chili, Amerika Latin

Walaupun banyak juga kalangan yang menyebut tindakan diving "Sang Pangeran Roma" merupakan bagian dari Fubrizia, "kecurangan" dalam sepakbola ala Italia, tetap saja tindakan pengadil yang kebetulan memang sarat kontroversi dalam memimpin pertandingan ini banyak mendapat kecaman.  


Ekspresi Ahn Jung-Hwan Saat Merayakan Golden goal-nya ke Gawang Italia | AFP 
Ekspresi Ahn Jung-Hwan Saat Merayakan Golden goal-nya ke Gawang Italia | AFP 

Tapi, drama sesungguhnya dari kisah ini justeru terjadi pada sosok protagonis, pahlawan Korea Selatan dalam pertandingan ini, Ahn Jung-Hwan yang berhasil mencetak glden goal ke gawang Italia setelah menang duel udara dengan barisan belakang Italia di menit 117.

Ahn Jung-Hwan adalah sosok protagonis bagi Korea Selatan, tapi sudah pasti menjadi sosok antagonis bagi Italia. Menariknya, saat final piala dunia 2002 berlangsung,  Ahn Jung-Hwan adalah bagian dari lini serang squad utama dari salah satu klub yang berlaga di Serie A Italia, Perugia. 

Baca Juga :  Asal-usul Istilah "Hattrick" dan Kisahku "Tentangnya"

Bahkan, beberapa bulan sebelum mengantarkan Gli Azzurri masuk kotak dan harus mengemas koper lebih awal dari prediksi berbagai kalangan, Ahn Jung-Hwan lebih dulu mendapatkan "ganjaran"kontrak permanen dari bos Perugia, Luciano Gaucci dengan nilai transfer dari klub lamanya, Busan Daewoo Royals senilai  1,2 juta poundsterling.

Sayang, perjanjian kontrak diatas kertas antara Ahn Jung-Hwan dan Perugia akhirnya harus berakhir hanya sehari setelah golden goal-nya ke gawang Italia. 

Dalam sebuah wawancara dengan Gazetta dello Sport, salah satu media olahraga ternama di Italia, bos Perugia, Luciano Gaucci menyebut dirinya kecewa dengan sikap pemain Korea Selatan pertama yang merumput di Serie A tersebut, yang dianggapnya tidak menghormati sekaligus merusak sepakbola Italia, negara yang membukakan pintu selebar-lebarnya untuk karir sepakbola internasionalnya.

Tentu saja, tindakan bos Perugia ini juga banyak mendapat kritikan tajam! Tidak hanya Guus Hiddink, pelatih Korea Selatan saat itu yang menyebutnya sangat kekanak-kanakan, pelatih Perugia saat itu, Serse Cosmi, juga meminta "bos-nya" tersebut untuk memikirkan kembali keputusannya tidak profesionalnya tersebut!


"Drama" Sepakbola Lainnya!

Kisah "drama" Ahn Jung-Hwan dan timnya Taeguk Warriors pada laga final Piala Dunia 2002 tentu bukan satu-satunya drama yang menghebohkan jagad sepakbola dunia.

Sejatinya, setiap pertandingan sepakbola adalah panggung drama itu sendiri. Jadi sudah semestinya, setiap pertandingan sepakbola adalah "drama" yang sesungguhnya bagi semua elemen kesebelasan yang terlibat, mulai pemain, pelatih, official pertandingan, sampai manajemen klub dan juga suporter.

Baca Juga :  Meneladani Sosok Haji Leman, Putra Dayak Pendiri Barito Putera

Meskipun begitu, "gol tangan Tuhan"-nya Maradona di Piala Dunia 1986, meledaknya "Tim Dinamit" Denmark di Euro 1992 dan tim underdog Yunani di Euro 2004, Skandal Calciopoli alias pengaturan skor dan Fubrizia ala liga Itali, kekalahan Brazil 1-7 dari Jerman dalam Piala Dunia 2014 di kandang Brazil sendiri, juga drama "bersurban" para pemain Palestino saat akan bertanding dalam lanjutan liga primer Chili, sebagai bentuk dukungan moral untuk negeri dan negara Palestina, merupakan drama-drama dalam sepakbola yang tidak mungkin terlupakan. 

Para Pemain Deportivo Palestino dengan Surban di Leher Masing-masing| palestino.cl 
Para Pemain Deportivo Palestino dengan Surban di Leher Masing-masing| palestino.cl 


Begitu juga sebiji gol hasil tandukan penjaga gawang Alisson Becker di masa injury time saat timnya, Liverpool melawan West Bromwich Albion dalam lanjutan Liga Primer Inggris yang akhirnya mengantarkan The Red finish di urutan ke-4 klasemen akhir  alias masuk zona Liga Champion dan yang terbaru, mungkin sebiji gol Kai Havertz ke gawang Manchester City di final Liga Champion yang mempertemukan duo raksasa liga primer Inggris, Chelsea dan Manchester City, sepertinya juga akan dikenang sejarah sebagai drama terindah dalam karir sang pahlawan, Kai  Havertz.

Belum cukup? 

Tentunya Timnas Indonesia yang selalu bikin geregetan setiap bertanding melawan Malaysia, plus kisah tragis bentrokan antar suporter di liga Indonesia yang tidak ada habis-habisnya tentu juga menjadi drama kolosal dramatis yang selalu tercatat dalam sejarah sepakbola. 

Semoga Bermanfaat!

Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

Selamat Idul Fitri 1442H | @kaekaha
Selamat Idul Fitri 1442H | @kaekaha

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun