2. Bolak-balik PakaianÂ
Seni sekaligus strategi membolak-balik pakaian ini memang sedikit merepotkan. Tapi ini akan sangat bermanfaat bagi yang mempunyai lokasi penjemuran langsung dibawah terik matahari.
Baca Juga:Â "Peci Pakol" Impian, Kopiahnya Para Mujahidin
Menjemur pakaian dengan cara membalik baju atau menempatkan bagian dalam baju pada sisi luar saat penjemuran memang sangat bermanfaat untuk menghindari kubas alias pudarnya warna baju.
Selain itu juga menghindari "mengerasnya" jenis pakain tertentu yang juga terbuat dari kain-kain tertentu pula, termasuk menghindari rusaknya ornamen pakaian yang terbuat dari jenis sablon-sablon tertentu.
Hanya saja, "tradisi" menjemur baju dalam keadaan terbalik ini kata bapak jangan diaplikasikan untuk celana dalam. Khusus untuk celana dalam menurut beliau sebaiknya dijemur dengan posisi tidak terbalik atau sama seperti saat dipakai, hal ini untuk menghindari kemungkinan adanya kuman atau bakteri yang melayang di udara dan menempel di jemuran termasuk celana dalam.
Sehingga, jika jemuran CDÂ dalam keadaan tidak terbalik, maka kemungkinannya relatif lebih kecil untuk bisa menyebabkan berbagai penyakit kulit atau penyakit lainnya ketika CDÂ dikenakan.
Baca Juga:Â "Bailang" Penyelamat Tradisi Silaturahmi Lebaran di Masa PandemiÂ
Selain masalah kesehatan di atas, seni menjemur "pakaian dalam" tanpa dibalik ini juga bagian dari tradisi kenyamanan bersama, kalau mayarakat Jawa bagian tengah mungkin menyebutnya ben ora saru! Sedangkan masyarakat Jawa bagian timur menyebutnya sebagai gak ilok!Â
Khususnya jika menjemur pakaiannya di tempat terbuka yang view-nya bisa diakses banyak orang. Sebaiknya, saat menjemur "pakaian dalam", selain tidak perlu dibalik, bagian depan CDÂ ditepatkan di bagian dalam atau bagian bawah yang langsung bersentuhan dengan tali jemuran, serta usahakan ditempatkan di tempat yang relatif terlindung.