Kalau kita cermati ada dua hal penting yang bisa kita garis bawahi dari proses terjadinya gol olimpik atau Olympic Goal, yaitu skill tendangan pisang dan kemungkinan peran grafitasi serta hembusan angin. Kedua faktor inilah yang mejadi faktor utama terjadinya gol olimpik atau Olympic Goal.
Karena dalam gol olimpik atau Olympic Goal ada faktor skill tendangan pisang,  artinya "drama" ajaib yang termasuk langka ini bisa dipelajari dan sangat bisa dilatih, terlebih bagi para  spesialis tendangan untuk skema bola mati atau  set piece.
Raja Olympic Goal
Sejauh ini, Toni Kroos menjadi pencetak gol olimpik atau Olympic Goal paling baru, sekaligus paling akhir yang tercatat, setelah bola sepak pojoknya saat membela Real Madrid pada semifinal Supercopa de Espana melawan Valencia di King Abdullah Sports City, Jeddah, Rabu (8/1/2020), gagal diantisipasi kiper dan masuk ke gawang, hingga membantu kemenangan Real Madrid atas Valencia dengan skor 3-1.
Selain Toni Kroos, memang ada beberapa pemain bola ternama yang tercatat sejarah, pernah mencetak gol olimpik atau Olympic Goal, seperti Zico, Diego Maradona, David Beckham, Ronaldinho, Roberto Carlos, Thierry Hanry, sampai sosok Alvaro Recoba spesialis skema bola mati yang pernah memperkuat Inter Milan di awal 2000-an.
Baca Juga : Â Bacary Sagna dan "Kisah Perjodohannya" yang Membuat Iri Jutaan Pria di Dunia
Tapi, tahukah anda raja pencetak gol olimpik yang tercatat secara resmi ternyata bukan nama-nama beken diatas, tapi Sukru Gulesin Mustafa, bomber jangkung timnas Turki yang juga pernah memperkuat Besiktas, Galatasaray, Palermo dan SS Lazio.
Pria kelahiran Turki 14 Septerber 1922 dan meninggal pada 10 Juli 1977 yang juga berprofesi sebagai wartawan olahraga tersebut, di sepanjang kariernya telah mencetak sebanyak 226 gol dan luarbiasanya, 32 gol diantaranya (ada juga sumber yang menyebut 38 gol) adalah gol olimpik alias dicetak secara langsung dari skema tendangan pojok.
Sejarah Olympic GoalÂ
Asal-usul nama gol olimpik atau olimpico jika di Amerika Latin yang berbahasa Spanyol, diambil dari pertama kali terciptanya gol dari sepak pojok yang terjadi dalam pertandingan persahabatan antara Argentina dengan Uruguay pada 1924.Â
Gol penentu kemenangan Argentina yang dicetak Casareo Onzari dari sepak pojok ini, "memakan korban" tim kuat yang baru saja memenangkan medali emas Olimpiade, Uruguay. Karena gol langka ini menjebol gawang jawara Olimpiade, maka proses gol unik langsung dari sepakan pojok ini diberi nama oleh media sebagai gol olimpico atau gol olimpik.