Gema dari hari kemenangan, Idul Fitri 1442 H atau lebaran tahun ini yang masih dalam suasana pandemi covid 19, memang masih belum pulih layaknya lebaran-lebaran pada tahun-tahun sebelumnya.Â
Berbagai bentuk kedaruratan dan juga pembatasan aktifitas masyarakat oleh pemerintah sebagai bentuk upayanya mengendalikan sekaligus meminimalisir potensi penyebaran covid 19, terlebih karena terdeteksinya varian baru dari covid-19 yang diklaim banyak pihak mempunayi daya tular lebih cepat, ikut membentuk kebiasaan baru masyarakat dalam "berlebaran", tidak terkecuali masyarakat Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!
Baca Juga : Â Mengenal Alat Musik Dayak Sape' dan Keledi, Instrumen "Sound of Borobudur" dari Kalimantan
Meskipun sebagian masjid dan mushalla sudah mulai banyak yang bisa menyelenggarakan berbagai kearifan lebaran, mulai takbiran, shalat id berjamaah dan lain-lainnya, tapi masih banyak juga di kawasan yang belum "naik kelas" menjadi hijau, aktifitas berlebaran masyarakat.
Jika biasanya, berlebaran selalu identik dengan acara badadapatan alias kumpul-kumpul baik dengan keluarga besar, handai taulan, sahabat-karib, teman-teman, kolega dan lain-lainnya, maka sekarang aktifitas yang melibatkan banyak orang tersebut sudah dua kali lebaran terakhir tak begitu tampak lagi.
Baca Juga : Â "Bailang" Penyelamat Tradisi Silaturahmi Lebaran di Masa Pandemi
Sekarang, Urang Banjar seperti layaknya umat Islam di belahan dunia lainnya, selain lebih memilih menggunakan media online untuk "berlebaran", juga menerapkan tradisi bailang alias berkunjung dalam sekala kecil, jika memang merasa perlu/wajib berkunjung kepada seseorang yang bisanya dihormati dan atau di tuakan, seperti orangtua/mertua, saudara yang lebih tua dan tuan guru.
Tradisi Jamuan Lebaran
Meskipun lebaran tidak semeriah biasanya dan tradisi badadapatan atau kumpul-kumpul akhirnya termodifikasi menjadi tradisi bailang alias saling berkunjung dalam skala kecil dan diprioritaskan hanya kepada yang paling dihormati dan dituakan saja, tidak berarti menghilangkan tradisi bahari alias jadul masyarakat Banjar untuk menjamu setiap tamu yang datang berlebaran.